Ted Postol, Profesor di Massachusetts Institute of Technology mengatakan: "Maksud saya, ada keterputusan total dengan dunia yang terus berubah. Anda memiliki kekuatan yang sangat besar, dalam hal ini, Tiongkok. Mengapa Anda mengharapkan kekuatan raksasa yang meningkat untuk tidak ingin memiliki kendali atas takdirnya? Apa yang harus kita lakukan, menurut pandangan saya, mencoba menumbuhkan rasa persahabatan dan kerja sama. Dan kita bisa memiliki perbedaan dengan mereka. Jika kita berpikir mereka melakukan sesuatu dalam perdagangan yang tidak kita sukai. Mari kita keluar bersama mereka. Tapi dengan menghunus pedang adalah hal terburuk yang bisa kita lakukan."
Segera setelah itu, pada bulan November, "Der Spiegel" Jerman menulis "xing lai!" ("Bangun!") Dengan pinyin pada judul mereka, dan kemudian, sampul majalah "Time" yang berbasis di AS menampilkan kata-kata "China won" dalam bahasa Mandarin dan Inggris. Tiongkok memenangkan penghargaan dunia melalui tindakannya.
Tiongkok telah berkembang selama globalisasi ekonomi, mereka tahu bahwa hal ini yang membuatnya jadi tumbuh lebih baik, kini mereka berusaha untuk mendapatkan lebih banyak negara yang berpartisipasi dalam proses ini, dan mendapatkan lebih banyak negara untuk mendapatkan keuntungan dari ini, sehingga pasarnya dapat berkembang sedikit, dan lebih banyak orang bisa menjadi kaya.
Tiongkok menyadari hanya dengan cara ini mereka baru akan mendapatkan pasar yang besar dan pihak lain akan memiliki lebih banyak peluang untuk pengembangan.
Menanggapi teori "ancaman Tiongkok" yang selalu ada. Menlu Tiongkok Wang Yi mengatakan hal itu seharus sudah cukup dan stop. Tampaknya Tiongkok mengambil sikap, akan terus menempuh jalan pembangunannya sendiri dan menjadi kekuatan utama yang bertanggung jawab, hal ini untuk mencapai tujuan sebuah komunitas takdir atau nasib bersama, mempertimbangkan masalah yang masuk akal dari negara lain sembil mengejar kepentingannya sendiri, dan mempromosikan pembangunan bersama sambil mengejar pertumbuhannya sendiri.
Masyarakat dunia juga mengharapkan dunia damai tanpa perang, dan menyingkirkan teori Thucydides kaum ralisme yang sudah bukan zamannya lagi now.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H