Sistem THAAD memasuki Korsel dengan alasan untuk pertahanan, tapi pada dasarnya menjadi alat AS untuk mencapai strategi global. Ini tidak saja akan gagal untuk Korsel jadi aman, melainkan menjadikan Korsel ke dalam bahaya besar.
Korsel Dikorbankan Untuk Kepentingan Global AS
Pergelaran THAAD hanya menjadikan Korsel sebagai ‘senapan’ bagi AS yang menguntungkan AS untuk mewujudkan kepentingan strategisnya sendiri.
Pada 18 Juli lalu, pasukan AS membuat langkah yang jarang dilakukan dengan menunjukkan ke publik sistem THAAD yang digelar di Guam Samudra Pasifik kepada media dan individu yang relevan dengan Departemen Pertahanan Korsel. Alasannya karena rakyat Korsel khawatir tentang bahaya gelombang elektromagnetis yang dipancarkan oleh THAAD.
Akhir-akhir ini, pasukan Korsel juga membuat langkah tidak biasa dengan menunjukkan kepada media dua pangkalan radar domestik dan mengundang koresponden untuk mengadakan survei dari gelombang elektromagnitik dari penempatan radar petahanan rudal “Green Pine” dan radar “Patriot”
Pada awalnya, mengingatkan keprihatinan atas strategis Tiongkok untuk radar X-band yang berbasis daratan sebagai bagian dari THAAD, Korsel menegaskan bahwa AS hanya mengelar radar TM dengan jangkauan deteksi 600 km bukannya radar FBM dengan jangkau kisaran 2.000 km.
Untuk tujuan ini, Korsel menuntut jaminan informasi teknis dari pemerintah AS dan kontraktor. Namun, AS berbohong kepada sekutunya informasi kunci ini mengenai keamanan strategis Korsel.
Ini adalah penipuan AS terhadap Korsel. Tapi tampaknya Korsel benar-benar tidak tahu. Selain itu, radar X-band bukan berada ditangan Korsel tetapi berada ditangan AS. Jadi beberapa pengamat melihat Korsel termakan omongan/godaan AS, dan sekarang tampaknya Korsel telah membuat keputusan yang salah.
Pertanyaannya sekarang, mengapa AS menipu sekutunya (Korsel) dalam mempromosikan THAAD untuk digelar di Korsel dengan segala tipu daya?