Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penempatan THAAD di Korsel Memicu Perang Dingin Baru

20 Agustus 2016   15:48 Diperbarui: 20 Agustus 2016   19:19 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bbc.com
bbc.com
Sejak AS dan Korsel (ROK/Republic of Korea) mengumumkan untuk mengerahkan THAAD di Korsel pada 8 Juli lalu, terjadi gelombang protes anti penempatan THAAD di Semenanjung Korea.

Banyak yang bertanya-tanya, mengapa sistim anti-rudal yang canggih yang diklaim pemerintah Korsel mampu melindungi Korsel dari ancaman nuklir dan rudal Korut (DPRK/Democratic People’s Republic of Korea) harus membangkitkan gelombang oposisi yang kuat dan demo anti-THAAD di Korsel?

Mengapa pemerintah Korsel tidak mau mendengarkan nasehat negara tetangga dan tetap beriskeras untuk bersepakat dengan AS untuk menempatkan THAAD di Korsel? Penempatan THAAD ini sebenarnya melindungi siapa dan untuk kepentingan siapa?

Ryu Jae-Seung, pejabat resmi Kemenhan Nasional Korsel mengumumkan: “Aliansi Korsel-AS telah memutuskan untuk menempatkan THAAD di Pangkalan Militer AS di Korsel untuk lebih melindungi Korsel dan rakyat Korsel dari ancaman senjata pemusnah massal (WMD) dan rudal balistik Korut.

Baterai THAAD akan ditempatkan di Desa Seongju, Utara Provinsi Gyeongsang. Sebelah timur laut Korsel, untuk memaksimalkan efektivitas militer.”

Penempatan THAAD di Korsel ini sebelumnya telah menjadi permbicaraan yang hangat lebih dari setengah tahun, tapi sekarang dengan tiba-tiba telah diputuskan. Hal ini mendadak membuat gelombang protes yang memanas di Korsel.

Terutama di Desa Seongju, dimana THAAD akan digelar. Rakyat desa ini melakukan protes keras. Sudah dua bulanan sejak Desa Seongju ditunjuk untuk tempat digelarnya THAAD, desa ini menjadi lumpuh dari gelombang protes menentang penempat ini.

tempo.co
tempo.co
Mereka meneriakkan yell-yell anti pergelaran THAAD di desa mereka: Kita sangat menentang pergelaran THAAD!!! Jangan rampok tanah damai kita!!! Tidak ada THAAD di desa Kita!!! Kita akan mati semua dengan adanya THAAD!!!

Event-event desa yang seharusnya akan digelar semua dibatalkan atau diundurkan. Kompetisi panjat tebing, kegiatan akademik di daerah ini dibatalkan atau diundurkan. Warung-warung di desa juga menjadi sepi pengunjung.

Seorang warga tua menuturkan, Kita harus menghentikan pergelaran THAAD. Meskipun saya lemah dan sudah tua, saya tetap datang menghadiri rapat umum untuk menghentikan pergelaran tersebut. Kita menentang pergelaran THAAD. Kita inigin desa kita damai. Saya sudah hampir 90 tahun saya harus hadir untuk ikut melindungi diri. Mau dimanakan dunia yang akan datang ini?

youtube.com
youtube.com
Desa Seongju terkenal dengan produksi melonnya, yang menjadi sumber hidup mereka. Untuk menunjukkan mereka protes terhadap penempat THAAD di desanya, beberapa petani menghacurkan ladang melonnya dengan merobohkan tenda-tenda ladangnya.

Petani tersebut mengatakan: Kami menentang penyebaran THAAD, dan kami mencoba yang terbaik untuk menghentikannya. Jika THAAD benar-benar dikerahkan disini, kita bisa membayangkan bagaimana hidup kita di masa depan. (akan menjadi sasaran serangan musuh).

Pada 15 Juli lalu, Hwang Kyo-ahn PM Korsel, mengunjungi Desa Seongju, untuk berpartisipasi dalam sesi singkat bagi warga Seongju untuk upaya meredahkan kemarahan mereka. Tapi mengalami serangan protes dari warga desa dengan dilempari dengan telor, botol air dan disemprot air.  

youtube.com
youtube.com
Penentangan pergelaran THAAD sebenarnya tidak terbatas di Seongju. Namun yang menjadi pertanyaan apa tujuannya, apa memang untuk keamanan? Proses pengambil keputusannya diniali sangat gampangan dan dianggap bodoh oleh sebagian rakyatnya.

Chung Dong-young, anggota dari Majelis dari Partai Rakyat, mengatakan: “Pergelaran THAAD di Seongju hanya akan menutup pintu untuk reunifikasi Korsel dan Korut, dan akan menjadikan Semenanjung Korea tetap terpisah utara dan selatan. Oleh karena itu kami menentang THAAD.”

Seol Hun, anggota Majelis dari Partai  Minjoo, mengatakan: “Pergelaran THAAD dapat memicu Perang Dingin baru antara kedua belah pihak, Korsel, AS dan Jepang di satu sisi, dan Korut, Tiongkok dan Rusia di sisi yang lain. Dan menyebabkan memburuknya hubungan antara Seoul dan Pyongyang.”

 Putusan untuk menggelar THAAD di Korsel menyebakan kegemparan di dalam negeri Korsel, dan menjadi topik panas di Asia Timur Laut. Hal ini juga memicu reaksi keras dari Pyongyang.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un mengatakan, Korut akan lebih meningkatkan taktik pertempuran dan tetap berkomitmen untuk meneliti dan mengembangkan rudal balistik dari semua jenis.

TV Korut memberi komentar dalam siarannya: “ Hal jelas menjadi satu bukti pergelaran THAAD oleh Seoul-Washington targetnya adalah negara-negara tetangga.”

Pada 13 Juli, Lu Kang, jurubicara Kemenlu Tiongkok mengatakan: “Pergelaran THAAD dengan serius merusak kesimbangan strategis di kawasan ini, serta kepentingan keamanan strategis di kawasan termasuk Tiongkok, dan bertentangan dengan upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.  Seperti yang telah kami katakan, kami (Tiongkok) dengan tegas menentang pergelaran THAAD di Korsel oleh AS dan Korsel, dan kami telah sangat mendesak agar kedua belah pihak untuk menghentikan proses terkait. Saya dapat memberitahu Anda bahwa Tiongkok dengan tegas akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan yang wajar kami sendiri.”

Berkenaan dengan pergelaran ant-rudal oleh AS, Wakil PM Rusia, Dmitry Togozin pada 31 Juli mengatakan, “Apapun itu, kapal selam Borei Klas bertenaga nuklir dan ber-rudal nuklir kita (Rusia) mampu menembus sistem pertahanan ini.”

wk-pm-rusia-dmitry-togozin-57b814b6ce7e61c23d1c8e9a.png
wk-pm-rusia-dmitry-togozin-57b814b6ce7e61c23d1c8e9a.png
sputniknews.com
sputniknews.com
Pada 28 Juli, pada pertemuan ke-empat Keamanan Asia Timur Laut yang diadakan di Moskow, Tiongkok dan Rusia menyuarakan keprihatinan mereka untuk pergelaran THAAD di Korsel oleh AS dan Korsel, ini jelas bertentangan dengan tujuan yang di klaim oleh kedua sekutu ini. Dalam rangka untuk melawan perkembangan negatif, Tiongkok dan Rusia telah sepakat untuk meningkatkan kerjasama mereka.

Meskipun di dalam negeri Korsel sendiri terjadi banyak protes dan terjadi oposisi dari negara-negara tetangga, tapi sikap pemerintah Korsel dan yang tadinya masih belum ada kepastian berubah dengan secara kepala batu menetapkan untuk mengelar sistem anti-rudal ini.

Analis melihat, pada pemerintahan presiden Lee Myung-bak, kebijakan dengan kekuatan utama urutannya: AS terdepan, kedua Jepang dan ketiga Tiongkok. Tapi pada pemerintahan presiden Park Geun-hye, dia menempatkan Tiongkok ditengah, baru diikuti Jepang.

Banyak kalangan menilai keputusan untuk mengelar THAAD ini satu kebijakan yang fatal. Karena Penempatan THAAD tidak seperti yang lain-lain dapat mudah ditarik kembali dan bisa bersifat sementara. Sebaliknya itu adalah kebijakan yang tidak bisa diubah, baik dalam kebijakan domestik maupun internasional, rebound (menjadi lebih besar) adalah sangat umum. Tapi tindakan apa bagi negara akan menjadi kunci yang mungkin akan rebound.

Meskipun telah terjadi gelombang oposisi yang kuat, tapi pemerintah Korsel masih bertekad untuk menggelar THAAD. Seperti yang dilansir oleh “Yonhap News Agency” pada 7 Agutus lalu,  Sekretaris Presiden Kim Sung-woo mengumumkan sebuah pernyataan hari itu: “Alasan mendasar untuk keputusan menggelar THAAD terletak pada meningkatnya ancaman nuklir dan rudal dari Korut.”

Motif Dibalik Penempatkan THAAD di Korsel

Jika ancaman dari Korut hilang, THAAD tidak dibutuhkan. “Lalu apa yang sebenarnya dari sistim anti-rudal canggih ini? Apakah benar-benar bisa menjamin keamanan  Korsel? Atau ada motif lain dibalik layar dari langkah ini?

Karena telah berulang-ulang dalam pernyataan Korsel dan AS menekankan tujuan untuk menggelar THAAD di Korsel  di pangkalan militer AS di Korsel, untuk menangkal ancaman nuklir dan rudal Korut.

Tapi THAAD semata-mata hanya untuk tujuan menangkal ancaman Korut, tanpa mempunyai target untuk kekuatan ketiga, pernyataan ini banyak diragukan para analis.

THAAD merupakan subsistem dari Pertahanan Rudal Global AS, dapat dipasang pada kendaraan dan memiliki kemampuan unik untuk mencegat rudal yang ditembakan dengan jarak pendek, menengah dan rudal balistik jarak jauh antar benua baik dengan altitude endo (dalam atmosfir) atau exdo (luar atmospfir).

thaad-3-57b81563c5afbd003516bca5.png
thaad-3-57b81563c5afbd003516bca5.png
Satu set THAAD biasanya terdiri dari satu pusat kontrol radar X-band yang berbasis di darat, enam peluncur 8-rudal dan 48 rudal pencegat (interceptor) dengan endo atmosfir lebih dari 40 km dan exdo-atmosfir tidak lebih dari 150 km. Dalam kisaran 200 km, dapat menghantam rudal dengan rudal(anti-rudal) yang berkecepatan 8 kali kecepatan supersonik moderat. Pertahanan yang ada biasanya bisa mengintersep rudal pada altitude rendah, sekitar 10 dan 15 km diatas permukaan bumi.

Kehebatan THAAD terletak pada radar yang jangkauan deteksinya dapat mencapai sejauh 2.000 km, dengan resolusi tinggi, radar dapat menyelesaikan tugas-tugas deteksi multi fungsional, mencari, melacak dan mengindentifikasi target/sasaran.

Dengan kemampuan THAAD yang begitu kuat dan canggih hanya untuk mentargetkan Korut, banyak pihak yang merasa ini terlalu mengada-ada.

Yoon Sanghyeon, anggota Majelis dari Partai Saenuri mengatakan, Korut memiliki rudal 1000 pucuk dan memiliki 200 lebih peluncur mobile. Jika rudal dari Korut menghujani Korsel, bisakah THAAD mencegat mereka semua? Apakah itu benar-benar perisai yang tak terkalahkan ketika hujan rudal turun?

Tidak hanya argumen yang menimbulkan kecurigaan luas, banyak analis yang melihat pergelaran THAAD di Korsel mengancam perdamaian di Timur Laut Asia, dengan melihat dari kemampuan dari sistem ini. Karena jika hanya untuk menangkal ancaman Korut yang memiliki meriam jarak jauh dan rudal jarak pendek itu seperti “membunuh nyamuk dengan bom. ”

Secara teknis jika terjadi konflik antara Korut dan Korsel, Korut bisa mengancam Korsel secara efektif dengan kanon/meriam dan senjata roket (biasa). Karena jarak terjauh secara linear Semenanjung Korean dari utara-selatan tidak lebih 900 km. Sehingga THAAD pada dasarnya tidak berguna.

Menurut ahli militer dunia luar masalah dengan THAAD. Pertama, tidak ada diragukan lagi THAAD tidak dapat mencegat meriam. Jadi gagal untuk mengatasi masalah ini. Kedua, THAAD pada umumnya untuk intersep rudal dengan lintasan di altitude tinggi, yang lintasannya umumnya 40 km dan tidak lebih dari 150 km.

Jika Korut ingin menyerang Korsel hanya perlu menggunakan rudal jarak pendek, karena panjang dan kedalaman Korsel hanya 400 km, jadi Korut tidak perlu menggunakan rudal jarak menengah yang ditembakkan pada altitude sangat tinggi.

Prof. Kim Dongyeop, dari Institute of Far Eastern Studies, Kyungnam University mengatakan, jika Korut meluncurkan rudal Scud yang sudah ditingkatkan teknologinya dengan altitude rendah, Scud cendrung terbang di altitude dibawah 40 km, sedang pencegatan THAAD untuk rudal yang terbang minimum pada ketinggian 40 km, jadi akan sulit untuk mengintersep rudal ini.” 

jarak-korut-korsel-200-km-57b81592ce7e61eb3d1c8e98.png
jarak-korut-korsel-200-km-57b81592ce7e61eb3d1c8e98.png
Banyak analis dan pengamat yang merasa bingun mengapa Korsel mau menggelar THAAD di Desa Seongju yang jarak tembaknya maximum 200 km, dan daerah pertahanan ini tidak menutupi Lokasi Ibukota Seoul (SCA/ Seoul Capital Area). Yang berarti setengah dari populasi Korsel dan pusat ekonomi dan budaya politik semua berada diluar area THAAD. Jadi tidak heran jika terjadi protes dengan mengatakan bahwa pergelaran THAAD di Korel, pada kenyataannya hanya untuk menjaga Pangkalan Militer AS di kota Pyongtaek, Provinsi Gyeonggi dan kota Kunsan di Provinsi Jeollabuk daripada untuk keamanan tanah air Korsel.

Korsel Dibawah Tekanan AS

Kemampuan radar yang memicu kontroversi, dan THAAD dianggap gagal untuk bisa menjaga keamanan Korsel, tapi mengapa pemerintah Korsel terlihat sangat ngotot untuk mendukung pergelaran THAAD?

Berhubungan dengan hal ini, Jeong Se-hyun, mantan Menteri Amasalah Unifikasi Korsel, menunjukkan dalam sebuah waancara : “Ini adalah dibawah tekanan AS, sehingga membuat keputusan untuk melakukan pergelaran THAAD, ini menunjukkan kegagalan dalam kebijakan luar negeri pemerintah Korsel.”

Selanjutnya Jeong Se-hyun mengeritik keputusan pemerintah Korsel untuk menggelarkan THAAD di Provinsi Geyongsang Utara, bukanlah tepat untuk melindung SCA dari ancaman rudal dan nuklir Korut, tetapi untuk tindakan langkah-langkah militer dan teknis AS untuk hegemoni di Asia Timur.

Pengerahan THAAD sudah melampaui apa yang dibutuhkan Korsel, tapi untuk kebutuhan dan kepentingan AS dan menyanderaan Korsel. Bagi Korsel sebagai sekutu AS sangat sulit untuk menolak beberapa permintaan AS. Perlindungan yang diberikan AS kepada Korsel bukanlah tanpa syarat, Korsel harus balas budi. Dan Pergelaran THAAD di Korsel merupakan salah satunya. Sehingga pada saat AS meminta suatu permintaan Korsel gagal untuk menolak. (Mudah-mudah hal yang serupa tidak terjadi bagi Indonesia...)

Selain itu, selama bertahun-tahun, Korsel sebenarnya memiliki sedikit otonomi dalam hal keamanan. Tapi hak untuk operasi militer sebagian besar berada ditangan AS. jadi delegasi otonomi AS kepada Korsel tergantung pada kepentingan nasional AS sendiri bukan kepentingan rakyat Korsel.

Maka dari itu, ada analisis awal dalam pergelaran THAAD kali ini di Korsel tidak diragukan lagi ada benang merah untuk kepentingan AS di belakang layar.

Pergelaran THAAD kali ini menunjukkan sifat hubungan Korsel dengan AS dalam beberapa tahun terakhir ini. Terlihat siapa pemain catur di belakang ini semua, tidak lain adalah AS,  sementara Korsel hanya sebagai sebuah bidak di papan catur dari strategi regional Asia-Pasifik bagi AS.

Dahulu ketika mulai terjadi Perang Dingin, Semenanjung Korea menjadi front terdepan dalam konfrontasi antara blok Barat dan Blok Timur. Posisi depan di Eropa adalah Berlin Jerman, sementara di kawasan Asia adalah Demarkasi Militer (MDL/ Military Demarcation Line) dan Zona Demiliterisasi (DMZ/Demilitarized Zone) Korea di Asia Timur Laut.

Dengan DMZ, Korsel adalah dalam konfrontasi dengan Korut. Sejak Perang Dingin atau sejak berdirinya hubungan AS-Korsel, Korsel selalu menjadi bagian dari papan catur dari strategi regional AS.

Beberapa opini publik membenarkan pergelaran THAAD tidak hanya gagal memberi keamanan kepada Korsel, tetapi juga menjadikan Korsel dalam posisi front terdepan.

Adapun kerusakan akibat pergelaran THAAD di dalam negeri Korsel sendiri, opini publik menyamakan penempatan ini seperti Krisis Rudal Balistik Kuba pada setengah abad lalu. Menurut pendapat beberapa ahli, Kuba sebagai negara yag mendapat mendukung penempatan Rudal Balistik Uni Soviet pada waktu itu menjadikan Kuba sebagai papan catur dari pertarungan AS dan Uni Soviet.

Beberapa ahli menyarankan Korsel untuk mau menarik perlajaran dari Kuba, yang kepentingannya dirusak sendiri karena keterlibatannya dalam permainan kekuatan-kekuatan utama.

Persetujuannya atas pergelaran THAAD-AS akan memposisikan Korsel dalam kesulitan. Jika Korsel bertindak bijaksana untuk merumuskan strategi sendiri, seharusnya berpikir semua hal yang berkaitan dengan jelas sebelum mengambil keputusan akhir. Sebab dengan kesepakatan ini, Korsel akan membuat permusuhan dengan Tiongkok, Rusia dan Korut pada saat yang bersamaan, atau akan berkonfrontasi dengan negara-negara ini. Ini akan menjadi langkah yang sangat tidak rasional.

Sistem THAAD memasuki Korsel dengan alasan untuk pertahanan, tapi pada dasarnya menjadi alat AS untuk mencapai strategi global. Ini tidak saja akan gagal untuk Korsel jadi aman, melainkan menjadikan Korsel ke dalam bahaya besar.

Korsel Dikorbankan Untuk Kepentingan Global AS

Pergelaran THAAD hanya menjadikan Korsel sebagai ‘senapan’ bagi AS yang menguntungkan AS untuk mewujudkan kepentingan strategisnya sendiri.

Pada 18 Juli lalu, pasukan AS membuat langkah yang jarang dilakukan dengan menunjukkan ke publik sistem THAAD yang digelar di Guam Samudra Pasifik kepada media dan individu yang relevan dengan Departemen Pertahanan Korsel. Alasannya karena rakyat Korsel khawatir tentang bahaya gelombang elektromagnetis yang dipancarkan oleh THAAD.

Akhir-akhir ini, pasukan Korsel juga membuat langkah tidak biasa dengan menunjukkan kepada media dua pangkalan radar domestik dan mengundang koresponden untuk mengadakan survei dari gelombang elektromagnitik dari penempatan radar petahanan rudal “Green Pine” dan radar “Patriot”

green-pine-patriot-radar-57b815ef2323bda50e7aaafe.png
green-pine-patriot-radar-57b815ef2323bda50e7aaafe.png
Sebenaranya dalam kenyataan rakyat Korsel benci bukan hanya masalah keamanan, tetapi karena kebohongan AS. Terungkapkan bahwa AS mengatakan kebohongan kepada Korsel dalam hal penggunaan dan kinerja teknis dari THAAD.

Pada awalnya, mengingatkan keprihatinan atas strategis Tiongkok untuk radar X-band yang berbasis daratan sebagai bagian dari THAAD, Korsel menegaskan bahwa AS hanya mengelar radar TM dengan jangkauan deteksi 600 km bukannya radar FBM dengan jangkau kisaran 2.000 km.

Untuk tujuan ini, Korsel menuntut jaminan informasi teknis dari pemerintah AS dan kontraktor. Namun, AS berbohong kepada sekutunya informasi kunci ini mengenai keamanan strategis Korsel.

x-band-radar-57b8161ec5afbdef3416bca6.png
x-band-radar-57b8161ec5afbdef3416bca6.png
Menurut sidang Kongres pada awal tahun ini, penjabat senior Deparlu AS mengatakan jika dalam keadaan darurat jenis radar ini dapat di konversi di lapangan dalam 8 jam dari radar TM mejadi radar FBM.

Ini adalah penipuan AS terhadap Korsel. Tapi tampaknya Korsel benar-benar tidak tahu. Selain itu, radar X-band bukan berada ditangan Korsel tetapi berada ditangan AS. Jadi beberapa pengamat melihat  Korsel termakan omongan/godaan AS, dan sekarang tampaknya Korsel telah membuat keputusan yang salah.

Pertanyaannya sekarang, mengapa AS menipu sekutunya (Korsel) dalam mempromosikan THAAD untuk digelar di Korsel dengan segala tipu daya?

Hubungan Korsel-Tiongkok & Strategis AS

Sejak terjadi hubungan diplomatik tahun 1992, Korsel-Tiongkok telah terlihat pertumbuhan yang  cepat dari kerjasama ekonomi dan perdagangan mereka, dan terjadi perbaikan terus menerus dalam kepercayaan strategis mereka bersama. Tiongkok sebagai mitra dagang Korsel telah menjadi sumber surplus terbesar.

Total volume perdagangan antara kedua negara pada tahun 2015 melebihi dari volume antara Korsel dan AS + Jepang. Jika THAAD digelar di Korsel akan jadi memburuk.

Hubungan yang lebih dekat antara Tiongkok dan Korsel, pada kenyataannya menjadi sesuatu yang tidak di-inginkan AS. Untuk memecah ikatan Tiongkok-Korsel, cara terbaik adalah untuk memainkan kartu keamanan, yaitu isu nuklir Korut. Di masa lalu, AS telah mencoba beberapa cara tapi gagal. Tapi kali ini AS telah memainkan kartu trufnya---masalah THAAD.

AS menyadari akan kuatnya keberatan Tiongkok, maka dengan bersikeras menuntut Korsel untuk menyetujui pergelaran THAAD ini. Yang bisa dilihat begitu Korsel menyetujui pergelararn THAAD ini, dengan segera terjadi pendinginan hubungan Korsel-Tiongkok.

Dalam hal ini, AS percaya akan menperoleh dua hasil dengan hanya dari setengah upayanya---manfaat dari strategis keamanan, dan berhasil mengganggu ikatan Tiongkok-Korsel.

AS telah mendesak dan bahkan menekan untuk menempatkan pada dua sekutunya (Korsel+Jepang) agar mau saling mendekat. Ini adalah untuk strategi regional dan kepentingan AS. Meskipun tujuan “Poros ke Asia dan Menyeimbangkan Kembali Asia-Pasifik” tidak sekuat seperti sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan/mengimbangi Tiongkok yang sedang berkembang kekuatannya melalui diplomasi muti-lateral. Salah satu alternatif yang tersisa adalah mendorong sekutu-sekutunya untuk terus maju, sebagian melalui integrasi strategis dari aliansi AS-Korsel.

Dari perspektif strategis, satu alinasi yang terintegrasi akan melebihi dari dua yang terpisah (1+1>2). Dan ini untuk melayani kepentingan strategi AS. Jepang juga berkeinginan untuk berintegrasi. Dan pergelaran THAAD di Korsel telah membuka jalan bagi penggabungan untuk masa depan antara Jepang dan Korsel ke dalam sistem rudal regional AS, sementara mempermudah komunikasi dengan menyamarkan atau alasan untuk teknologi militer.

Sejak zaman pemerintahan Reagan yang mengusulkan rencana “Star War/Perang Bintang” pada tahun 1983, AS terus berupaya tiada hentinya untuk hegemoni anti-rudal. Sejak tahun 1993, ketika pemerintahan Clinton, secara resmi terus mengemukakan “Theater Missile Defense Plan,” sejauh ini AS telah menyiapkan tiga jalur anti-rudal yang pada dasarnya sama di kawasan Asia-Pasifik, yang pada prinsipnya sama dengan pergelaran militer.

strategi-anti-rudal-as-57b8166b2323bdd00e7aaafd.png
strategi-anti-rudal-as-57b8166b2323bdd00e7aaafd.png
Front pertama adalah Jepang dan perimeternya atau nagara sekitarnya, yang kedua Alaska dan Pearl Harbor, serta yang ketiga Pantai Barat AS.

strategi-anti-rudal-global-as-57b816951097732b12908d72.png
strategi-anti-rudal-global-as-57b816951097732b12908d72.png
Pada awal tahun 2001, pakar untuk masalah AS—Saul Saunders menuliskan dalam satu artikel “Asian NATO” bahwa AS sudah menyiapkan mekanisme keamanan multi-lateral di Asia sama seperti dengan NATO.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, menyusul dengan peluncuran strategi AS “Menyeimbangkan Kembali Asia-Pasifik,” maka konsep ‘Asian NATO” telah dibangkitkan lagi.

Pada 22 Maret 2012, Dephan AS mengusulkan dua “Aliansi Trilateral (trilateral alliances) yang menggantungkan kepada {AS, Jepang, Australia} dan {Jepang dan AS} untuk membentuk Sistem Anti-Rudal di Asia-Pasifik.

strategi-anti-rudal-as-di-asia-pasifik-57b816cf1097730012908d73.png
strategi-anti-rudal-as-di-asia-pasifik-57b816cf1097730012908d73.png
Pada bulan Pebruari 2010, dalam tinjauan pertahanan empat tahuanan pertama bahwa Dephan AS yang dikeluarkan setelah Obama jadi presiden, dengan jelas dibuat susunan berjenjang untuk negara-negara di kawasan ini.

Jepang, Korsel, Australia dan lain-lain diklasifikasikan sebagai sekutu yang sudah di upgrade (ditingkatkan). Sehingga ketergantungan kepada sekutunya belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi Pergelaran/penempatan THAAD di Korsel saat ini membuat struktur bilateral yang dipadatkan (disolidkan) di Asia Timur Laut, mempromosikan tujuan merealisasikan hubungan strategis dari dua sekutu utama. Jadi secara umum ini menguntungkan untuk mencapai strategi menyeimbangkan kembali multi-lateral.

Sebelumnya, kebijakan Korsel adalah membangun sebuah “Aerial Dam” (Bendungan Udara) sendiri, dan tidak memasukkan ke dalam sistem anti-rudal AS, tetapi AS selalu berharap Korsel akan masuk ke dalam sistem anti-rudalnya untuk mengaktualisasikan Komando Sistem Anti-Rudal: AS-Jepang-Korsel dan mengintegrasikan kontrol dan peringatan dini dengan berbagi informasi.

Dengan terjadinya masalah nuklir Korut baru-baru ini, kesempatan bagi AS untuk mempercepat negosiasi atas masalah pergelaran sistem THAAD.

Segera setelah THAAD tergelar di Korsel, lengkaplah sistem anti-rudal AS di Asia Timur Laut, dan Jepang menjadi sistem penangkal di bagian tengah sebagai “Tamen/Perisai/Aegis” dengan anti-rudal Patriot untuk mengintersep rudal altitude rendah. Sebagai tambahan dibandingkan dengan sistem anti-rudal fase-tengah di daratan AS, maka sisem anti-rudal multi-fase di kawasan Asia-Pasifik menjadi lebih ringkas.

Hal itu telah secara efektif menjadi solid dan memperkuat konstitusi sekutu bilateral di kawasan ini. Membuat Korsel dan berikutnya Jepang terpatok pada rel dan jalur strategi yang sudah ditetapkan. Mareka tidak bisa melepaskan diri lagi walaupun mereka mau. Begitu sistem digelar, berarti Kosel harus menelan selamanya, tidak pernah akan bisa menyingkirkan itu dan akan terus terperangkap. 

Banyak analis dan pengamat yang melihat langkah yang diambil Korsel ini tidak cerdas dan tidak bijaksana.

Sistem anti-rudal adalah sistem yang besar yang menghendaki sejumlah besar input dan kesultian teknis. Dengan negara sekutu menyerap sistem anti-rudal ini, bagi AS bisa menghemat banyak dana, dan AS dapat menghemat banyak pengeluaran, selain itu mengharuskan senjata negara-negara sekutu harus mengnanggung lebih banyak “cap Amerika.” Dengan mengandalkan pengawasan dan efek pre-emptive yang dibuat oleh sistem anti-rudal dari negara-negara sekutu dapat menjadikan ancaman militer dari pihak lawan, dan juga menjadikan negara-negara sekutu resiko menjadi bagian dari sasaran serangan musuh.

Dmitry Slonikov, Director of the Institute of Contemporary Development of Russia mengatakan, AS sekarang menggunakan mitra dan sekutunya sendiri untuk mengatasi konflik kepentingan dengan kekuatan lain seperti Tiongkok dan Rsuia. Tanpa ragu, THAAD akan membawa tekanan besar untuk Tiognkok dan Rusia.

Banyak suara opini publik di Korsel yang percaya dengn apa yang disebut pengerahan THAAD di Korsel akan memperburuk krisis di Semenanjung Korea, sebanarnya semua ini digerakan (diciptakan) AS. Tujuan untuk mengekstrak lebih banyak uang dari dua sekutunya----Korsel dan Jepang.

Seorang anggota LSM di Korsel mengatakan: perlombaan senjata tidak bisa dihindarkan. Sama seperti Korsel, AS menderita dalam hal finansial, itulah sebabnya AS mencoba untuk menciptakan Perang Dingin Baru, dan membangun pertahanan rudal AS+Korea+Jepang. Dengan demikian , Jepang dan Korsel tidak bisa tidak harus memberikan kontribusi banyak uang, dan AS pikir hal itu bisa meringankan kesulitan keuangannya.

Dalam kenyataanya, pergelaran THAAD di Korsel tidak hanya berkaitan dengan pembangunan sistem anti-rudal AS di Asia-Pasifik, juga berkaitan dengan perkembangan sistem anti-rudal global.

Empat bulan lalu, di sisi lain di benua Eurasia, pangkalan anti-rudal AS di Rumania Selatan mulai dilakukan kerjasama dan pangkalan anti-rudal di Polandia Utara mulai dibangun.

anti-rudal-romania-as-57b819346d7e619a0e24a45f.png
anti-rudal-romania-as-57b819346d7e619a0e24a45f.png
Jika kita mengamati dan membandingkan pembangunan anti-rudal AS di kedua ujung benua Eurasia, maka akan menemukan beberapa metode dan strategi AS persis sama. Pertama, salah satunya adalah dengan alasan adanya ancaman. AS memanfaatkan “ancaman Korut” untuk membangun sistem anti-rudal di Asia-Pasifik, sementara membangun anti-rudal di Eropa dengan memanfaakan “ancaman Iran” sebagai objek kehati-hatian.

Yang kedua, mengambil keuntungan dari situasi yang bermasalah dan menggandeng mitra. Misalnya beberapa negara Eropa Timur seperti Rumania dan Plolandia yang memiliki pola pikir kewaspadaan terhadap Rusia, AS dengan menggunakan pergelaran anti-rudal untuk memberikan apa yang disebutkan “keamanan dan perlindungan.”

Yang ketiga, menerapkan langkah demi langkah, pergelaran biasanya sering pertama kali dibuat di negara-negara perifer (peripherial/pokok) dan negara sekitarnya, kemudian didorong ke arah luar.

Jika dibandingkan perilaku AS di Eropa dengan perilakunya di Semenanjung Korea saat ini, akan terlihat adanya sesuatu yang mengejutkan, dan itu adalah alasan untuk pergelarannya. Misalnya di Eropa, AS menggunakan kemampuan nuklir Iran sebagai alasan. Tapi tidak menyebutkan Rusia langsung, namun masalahnya kita bisa lihat Iran telah mencapai kesepakatan. Dengan kata lain, ancaman Iran sebenar sudah bisa diredahkan, tapi justru AS lebih mengintensifikasi untuk mempercepat menggelar sistem ant-rudal. Dan cara-cara ini juga yang kini dilakukan untuk menggelar THAAD di Korsel.

AS mengatakan bahwa mereka untuk memenuhi lindungan dari ancaman nuklir Korut, tetapi dalam kenyataan yang sesungguhnya untuk menargetkan Tiongkok dan Rusia.

Isu anti-rudal selalu menjadi alasan utama bagi Rusia yang menyebabkan tidak bisa bersama (akur) dengan negara-nagara Barat dalam jangka panjang dan yang menjadikan alasan kurangnya saling percaya, memperburuk ketegangan geopolitik Eropa dan menyebabkan tumbuhnya suasana “Perang Dingin Baru.”

Dalam proses ini, AS sesungguhnya telah menjadi penerima manfaat terbesar. Di satu sisi mendapat keselamatan untuk masalah tetap bisa  “mengontrol” Eropa, di sisi lain dapat meminjam kekuatan dari beberapa negara Eropa untuk melayani strategi AS sendiri untuk membendung Rusia.

Apa yang terjadi di Eropa bisa disamakan dengan maksud sebenarnya dari AS untuk mendorong pergelaran THAAD di Korsel, ini bukan benar-benar hanya untuk melindungi Korsel dari ancaman Korut. Tapi ada tujuan lain yang lebih besar untuk AS sendiri yaitu posisi hegemonik, tapi posisi ini menyebabkan Korsel berada dalam resiko korban perang di Asia Timur Laut.

Sejauh ini apa yang AS sebutkan sebagai menyeimbangkan kembali untuk kawasan dan negara justru membuat tidak seimbang dan melanggar kesimbangan untuk mendapatkan keuntungan strategis unilateral AS sendiri. Sebenarnya, di  Asia Timur Laut, dan bahkan di kawasan Asia-Pasifik jelas kita bisa melihat AS sudah memiliki aliansi militer.

Pada tahun 2020, AS akan mengerahkan 60% dari pesawat dan 60% dari kapal perang di Pasifik Barat. Secara bertahap keuntungan ini akan sangat jelas, tetapi merasa masih belum cukup dan terus maju untuk membangun isitem anti-rudal ini. Banyak analis dan pengamat yang mempertanyakan apakah itu semacam tips ketidak-seimbangan ke AS. Jadi yang jelas menyeimbangkan kembali bagi AS adalah untuk hegemonik di dunia.

THAAD tidak bisa melindungi keamanan Korsel, sebaliknya itu hanya untuk melayani kepentingan nasional AS, dan menjadi pemicu dari insiden ini. Pada saat yang sama itu hanya untuk kepentingan nasional AS. Pergelaran THAAD di Korsel tidak hanya menghemat sesuatu alat (perkakas) bagi AS untuk memantau Tiongkok dan Rusia, tapi justru melibatkan Korsel dalam kompetisi antara negara-negara kuat, juga membuatnya kehilangan posisi diplomatik independen serta ruang untuk manuver politik di Timur Laut.

Dengan kata lain, Korsel telah terblunder dalam “permainan tagihan”  untuk strategis AS dengan secara bertahap diberlakukannya rencana THAAD, Korsel jelas sudah mulai “membayar tagihan” untuk waktu yang akan datang.

Perilaku Korsel untuk tetap bertahan dengan pergelaran sistem anti-rudal THAAD akan memicu konflik antara Korsel dan Korut, sehingga menyebabkan situasi bisa terjadi diluar kendalai dan pada akhirnya akan mempengaruhi Korsel sendiri.

United Press International memberi komentar: Pada kenyataanya, THAAD tidak hanya tidak memiliki untuk melawan rudal Korut secara teknis, tapi juga tidak baik untuk perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan membuat situasi benar-benar tegang dan menjadi intens di sana.

Suatu kerja keras untuk penguatan keamanan harus dibangun atas dasar mengorbankan kepentingan keamanan lainnya. Pelajaran ini telah dimainkan berkali-kali di Semenanjung Korea antara dua pihak selama dekade terakhir dan dekade berikutnya. Sejarah telah menunjukkan semakin sengit kedua pihak bermusuhan, maka semakin tidak aman Semenanjung ini.

Sejalan dengan harapan dunia luar, hanya tiga hari setelah AS dan Korsel mengumumkan keputusan mereka untuk menggelar sistem THAAD di Korsel, pada 11 Juli 2016, Korut membuat respon pertama kali.

TV Sentral Korut memberitakan: Kami telah memberi peringatan serius untuk Staf Umum Departemen Tentara Rakyat Korea Bagian Artilery sejak lokasi dan tempat dari sistem THAAD digelar oleh Korsel dari strategi AS untuk mendominasi dunia ditentukan, Korut akan mengadopsi respon secara fisik langkah-langkah untuk menundukkan sepenuhnya.

tv-korut-57b81707167b61380e1ceee7.png
tv-korut-57b81707167b61380e1ceee7.png
Terlepas dari oposisi lisan yang keras dan tajam, Korut terus meluncurkan rudal jarak pendek hingga jarak menengah sebagai respon parktis.  Langkah selanjutnya mungkin bisa meningkat dengan respon militer. Keseimbangan stategis dari awal sudah terlihat rapuh di semenanjung tergantung pada seutas benang tersebut.

Sudah bertahun-thun, Semenanjung Korea sudah dalam keadaan krisis negara tingkat tinggi, namun selama ini krisis masih terkendalikan, keadaan krisis dalam tingkat tinggi yang selalu dalam ketegangan internal penuh.

Tapi kali ini dengan menggunakan metode semacam ini, memiliki kemungkinan serius mengintesifkan kontradiksi, suatu kali setelah kontrakdiksi menjadi intensif, maka bisa menimbulkan konfilik perang.

Begitu perang benar-benar terjadi, sudah barang tentu Korsel akan berada di garis depan. Sedang Jepang dan AS ada di garis belakang, yang memerintahkan mereka untuk menembak, dan Korsel menjadi sasaran tembakan meriam.

Perkembangan Ekonomi & Perdagangan Korsel Mengandalkan Tiongkok

Dengan demikian serlain Korsel menjadi kurang aman, perekonomian domestik akan terjadi perubahan serius. Di masa lalu beberapa tahun, ekonomi Korsel telah menderita dari tekanan masalah internal dan eksternal di mana telah terjadi pergeseran terus-menerus ke jurang pertumbuhan rendah.

Laju pertumbuhan PDB hanya 2,6% tahun lalu. Situasi ekonomi tahun ini tidak optimistik menjadi baik. Sebagai mitra dagang Korsel, Tiongkok memiliki pengaruh mutlak pada apakah perekonomian Korsel akan dapat distabilkan atau bangkit.

Sejak hubungan diplomatik dijalin pada tahun 1992, kemitraan ekonomi antara Tiongkok dan Korsel  telah terus-menerus diperkuat dan berkembang pesat di-ikuti dengan saling percaya strategis. Total perdagangan antara dua negara mencapai 275,82 milyar USD.

FTA (Free Trade Agreemt/Perjanjian Perdagangan Bebas) telah ditandatangani dan sekarang baru mulai.

Pada 1 Juni 2015, FTA secara resmi ditanda-tangani antara Tiongkok dan Korsel. Ini menjadi FTA terluas yang telah ditandatangani dengan negara asing yang meliputi jumlah isu dan berhubungan dengan volume perdagangan terbesar nasional sampai saat ini.

Menurut analisis dari Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korsel, jika proyek penghapusan tarif FTA Tiongkok–Korsel bisa tercapai sepenuhnya, diperkirakan perusahaan Korsel yang mengekspor ke Tiongkok akan menghemat 5,44 milyar USD dari tarif setiap tahun dibandingkan dengan sekarang.

Ini akan menjadi 5,8 kali lebih tinggi dari hemat tarif 0,938 USD dari FTA antara Korsel-AS, sementara akan meruapkan 3,9 kali lebih tinggi menghemat dari FTA antara Korsel-Uni Eropa.

Perkembangan perdagangan Korsel dengan Tiongkok sangat cepat, saat ini volume perdagangan dengan Tiongkok telah melampaui perdagangan dikombinasikan dengan AS+Jepang. Jadi keberadaan Tiongkok terhadap Korsel jelas memiliki pengaruh yang sangat penting.

Seperti diketahui pemisahan mutlak antara ekonomi dan politik belum ada di dunia ini. Itu berlaku untuk semua negara. Dengan kepecayaan politik bersama dan saling percaya akan keamanan antara Tiongkok dan Korsel mengalami kerusakan, maka hubungan ekonomi dan perdagangan Korsel dan Tiongkok juga akan sangat terpengaruh.  

Meskipun Korsel selalu mengatakan dapat menurunkan nada dengan memonitor lingkup pemantauan dari THAAD, tapi masalahnya yang pertama karena THAAD dikendalikan militer AS yang di tempatkan di Korsel, dan Korsel tidak  ikut terlibat.

Yang kedua, janji ini sama sekali tidak mempunyai arti penting dalam politik internasional. Karena inilah terjadi kekhawatiran umum dalam Masyarakat Korsel tentang pergelaran THAAD akan membawa kerusakan yang besarf terhadap perekonomian Korsel.

Mantan PM Korsel dan Ketua Dekan Korea Institute for Shared Growth Chung Un-chan menyatakan dalam sebuah artikel bahwa keputusan pemerintah Korsel menggelarkan THAAD sunguh kruang pertimbangan strategis untuk perkembangan masa depan Korsel.

chung-un-chan-57b817472ab0bd101378e5a6.png
chung-un-chan-57b817472ab0bd101378e5a6.png
Ini juga dibuktikan dengan kekhawatiran industriawan. Begitu keputusan pergelaran THAAD keluar, banyak industri Korsel, yang awalnya sangat aktif dalam perdagangan dengan Tiongkok, terkena langsung effeknya. Yang paling parah terjadi pada industri kosmetik. Mengingat lebih dari setengah industri ini pelanggannya adalah Tiongkok. Pasar saham juga khawatir tentang pembangunan jangka panjang industri di masa depan, harga saham juga jatuh.  Hubungan ekonomi hanyalah satu tingkat dalam hubungannya antara kedua negara.

Hubungan ekonomi antara kedua negara sangat penting. Tapi keamanan bahkan lebih penting lagi, terutama ketika perilaku suatu negara mempengaruhi keamanan negara kita. Pada saat itu, hubungan-hubungan lain, bisa dilepaskan oleh negara yang bersangkutan karena keamanan dianggap lebih penting dari hal-hal lain.

Jadi dengan tindakan Korsel ini, bisa merusak parah kepercayaan strategis dan saling percaya bidang politik antara Tiongkok dan Korsel.

Meskipun tadinya memang ada aliansi AS dan Korsel, hal ini tidak memiliki pengaruh besar terhadap hubungan antara Tiongkok dan Korsel. Namun pergelaran THAAD saat ini menunjukkan Korsel telah membuat penyesuaian strategis utama. Yang akan terpegaruh bukan hanya Tiongkok.

Voronisov, Expert of Institute of Oriental Studies Russian Academy Science, mengatakan: Rusia dan Tiongkok dengan tegas menentang pergelaran THAAD, karena itu akan menghancurkan keseimbangan kekuasan dan keseimbangan kekuatan militer global. Korsel pada awalnya tidak memiliki jenis senjata ini di wilayahnya. Setelah sistem ini dengan teknologi baru dan karakteristik baru muncul, maka akan memicu perlombaan senjata.

voronisov-57b817703593736c114ead27.png
voronisov-57b817703593736c114ead27.png
Rusia dan Tiongkok akan dipaksa untuk mengambil langkah-langkah dalam menangggapi ini. Ini akan menajadi tren yang tidak menguntungkan untuk jangka panjang dan mulai berfermentasi dari waktu ini.

Seperti diketahui, bidang keamanan dan perdamaian global sering berasal dari keseimbangan kekuasaan. Ini berarti segera setelah keseimbangan hancur, ketidak-stabilan akan terbawa, dan bahkan terjadi gesekan dan konflik.

Metode Korsel ini sangat kentara membantu AS membuat jaringan anti-rudal global telah mengguncangkan keseimbangan strategis global.

Mikhail Remisov, President of Russian Institute for Strategic Studies, mengatakan sistem anti-rudal global tidak hanya tidak meningkatkan keamanan dunia, tapi sebenarnya akan menggangu. Karena ini bertentangan dengan kreteria pemeliharaan kekuasaan dan keseimbangan kepentingan antara negara-negara. Justru karena kreteria ini dalam dekade terakhir sejak P.D. II berakhir, dunia relatif damai dapat dipertahankan.

mikhail-remizov-57b817983593737c104ead44.png
mikhail-remizov-57b817983593737c104ead44.png
Brian Becker, US Expert on Asian Issues  mengatakan, begitu sistem THAAD dikerahkan, Tiongkok dan Rusia akan mengadopsi penanggulangannya. Ini akan menyebabkan ekskalasi permusuhan. Siapapun yang mendapat manfaat dari itu akan menghasilkan uang. Ini yang harus kita akui. AS pedagang senjata dan kontraktor pertahanan, serta industri militer dan komplek industri militer.

brian-becker-us-expert-on-asian-issues-57b817c22ab0bd6f1378e5a2.png
brian-becker-us-expert-on-asian-issues-57b817c22ab0bd6f1378e5a2.png
Professor at the Institute of Far Eastern Studies at Kyungnam University Lee Sang Man mengatakan, sejarah memberitahu kita bahwa Korsel telah sembrono melibatkan diri dalam game diantara negara adidaya dan akan menjadi yang pertama untuk mengorbankan dirinya sendiri. Korsel setuju dengan pergelaran THAAD.  Saya pikir akan menjadi sasaran dari kekuatan lain untuk dijadikan target. Ini dapat dikatakan Korsel telah tersedot ke pusaran negara kuat yang bertarung satu sama sama lain.

Dilihat dari jangka panjang, ruang strategis Korsel akan berkurang drastis dan hubungan Korsel dan Tiongkok dan Rusia akan menjadi tegang. Ketidak percayaan akan meningkat untuk Korsel, kerugian akan lebih besar daripada keuntungan bagi Korsel.

Di Eropa, efek negatif dari AS yang memaksakan pergelaran sistem anti-rudal muncul lebih awal: Merusak keseimbangan strategis di Eropa memaksa Rusia untuk mengadopsi lebih banyak untuk menanggulangannya.

Para ahli mengatakan, segera jika perang pecah pangkalan anti-rudal di Rumania dan Polandia lebih mungkin untuk menarik atau jadi sasaran serangan dari Rusia, jadi membuat kedua negara ini dalam bahaya besar dan rentan menjadi sasaran.

Sebagai blok terakhir dari gunung es dari Perang Dingin, struktur keamanan di Asia Timur Laut telah rapuh dari awal, tapi masih bisa dipertahankan perdamaian dan stabilitas yang relatif.

Kini, dengan THAAD digelar di Semenanjung Korea, sama seperti membuka Kotak Pandora, yang akan membongkar struktur keamanan di Asia Timur Laut. Dikhawatirkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea secara bertahap akan memudar  dan perkiraannya mengkhawatirkan.

Menghadapi penyebaran sistem anti-rudal AS, THAAD di Asia Timur Laut, lebih lanjut akan mendorong Tiongkok dan Rusia untuk mendekat. Pada kenyataanya itu sudah menambahkan elemen iritasi untuk perlombaan senjata dan bahkan untuk jenis kompetisi dan konfrontasi untuk hubungan langkah berikutnya.

Jadi dapat dilihat jika sistem THAAD tidak ditangani dengan benar, semangat Perang Dingin di Semananjung Korea di Asia Timur Laut karena lebih jauh memperkuat status perpecahan Semenanjung Korea, dan lebih lanjut mengintensifikasi kebuntuan serta membagi semenanjung. Ini yang akan memicu Perang Dingin.

Mantan Menlu Korsel menekankan dalam sebuah artikel dengan judul “ Perlu Dicari Solusi Alternatif untuk THAAD (Need to Search for Alternative Solutions to THAAD) yang mudah dikerahkan tetapi jalan yang beresiko. Seseorang tidak harus mencoba menyeberangi sebuah jembatan dimana Anda mungkin tidak dapat kembali, karena begitu dialog diadakan dengan cara mengalah atas tekanan, kerjasama dengan cara mengalah atas kompetisi, dan kepercayaan mengalah atas kecurigaan, Perang Dingin Baru akan mungkin akan diam-diam muncul.

Bagi AS, mereka harus menyadari bahwa dunia saat ini, perdamaian, kerjasama dan pembangunan masih menjadi tren dunia. Tidak ada pasar untuk mentalitas Perang Dingin.  Sejarah telah membuktikan berkali-kali tidak ada masa depan bagi konfrontasi dan perang.

Perdamaian, kerjasama dan pembangunan adalah satu-satunya jalur yang benar untuk kemajuan umat manusia.

20 Agustus 2016

Sucahya Tjoa

Sumber: Medai TV dan Tulisan Dlam & Luar Negeri

  • -A Review of South Korean Missile Defense Programs by Karen Montague (Research Asistant, George Marshall Institute)
  • -Russia-THAAD Analysis

sumber 1

sumber 2

sumber 3

sumber 4

sumber 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun