Dalam beberapa tahun terakhir ini, menyusul dengan peluncuran strategi AS “Menyeimbangkan Kembali Asia-Pasifik,” maka konsep ‘Asian NATO” telah dibangkitkan lagi.
Pada 22 Maret 2012, Dephan AS mengusulkan dua “Aliansi Trilateral (trilateral alliances) yang menggantungkan kepada {AS, Jepang, Australia} dan {Jepang dan AS} untuk membentuk Sistem Anti-Rudal di Asia-Pasifik.
Jepang, Korsel, Australia dan lain-lain diklasifikasikan sebagai sekutu yang sudah di upgrade (ditingkatkan). Sehingga ketergantungan kepada sekutunya belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi Pergelaran/penempatan THAAD di Korsel saat ini membuat struktur bilateral yang dipadatkan (disolidkan) di Asia Timur Laut, mempromosikan tujuan merealisasikan hubungan strategis dari dua sekutu utama. Jadi secara umum ini menguntungkan untuk mencapai strategi menyeimbangkan kembali multi-lateral.
Sebelumnya, kebijakan Korsel adalah membangun sebuah “Aerial Dam” (Bendungan Udara) sendiri, dan tidak memasukkan ke dalam sistem anti-rudal AS, tetapi AS selalu berharap Korsel akan masuk ke dalam sistem anti-rudalnya untuk mengaktualisasikan Komando Sistem Anti-Rudal: AS-Jepang-Korsel dan mengintegrasikan kontrol dan peringatan dini dengan berbagi informasi.
Dengan terjadinya masalah nuklir Korut baru-baru ini, kesempatan bagi AS untuk mempercepat negosiasi atas masalah pergelaran sistem THAAD.
Segera setelah THAAD tergelar di Korsel, lengkaplah sistem anti-rudal AS di Asia Timur Laut, dan Jepang menjadi sistem penangkal di bagian tengah sebagai “Tamen/Perisai/Aegis” dengan anti-rudal Patriot untuk mengintersep rudal altitude rendah. Sebagai tambahan dibandingkan dengan sistem anti-rudal fase-tengah di daratan AS, maka sisem anti-rudal multi-fase di kawasan Asia-Pasifik menjadi lebih ringkas.
Hal itu telah secara efektif menjadi solid dan memperkuat konstitusi sekutu bilateral di kawasan ini. Membuat Korsel dan berikutnya Jepang terpatok pada rel dan jalur strategi yang sudah ditetapkan. Mareka tidak bisa melepaskan diri lagi walaupun mereka mau. Begitu sistem digelar, berarti Kosel harus menelan selamanya, tidak pernah akan bisa menyingkirkan itu dan akan terus terperangkap.
Banyak analis dan pengamat yang melihat langkah yang diambil Korsel ini tidak cerdas dan tidak bijaksana.
Sistem anti-rudal adalah sistem yang besar yang menghendaki sejumlah besar input dan kesultian teknis. Dengan negara sekutu menyerap sistem anti-rudal ini, bagi AS bisa menghemat banyak dana, dan AS dapat menghemat banyak pengeluaran, selain itu mengharuskan senjata negara-negara sekutu harus mengnanggung lebih banyak “cap Amerika.” Dengan mengandalkan pengawasan dan efek pre-emptive yang dibuat oleh sistem anti-rudal dari negara-negara sekutu dapat menjadikan ancaman militer dari pihak lawan, dan juga menjadikan negara-negara sekutu resiko menjadi bagian dari sasaran serangan musuh.
Dmitry Slonikov, Director of the Institute of Contemporary Development of Russia mengatakan, AS sekarang menggunakan mitra dan sekutunya sendiri untuk mengatasi konflik kepentingan dengan kekuatan lain seperti Tiongkok dan Rsuia. Tanpa ragu, THAAD akan membawa tekanan besar untuk Tiognkok dan Rusia.