Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penempatan THAAD di Korsel Memicu Perang Dingin Baru

20 Agustus 2016   15:48 Diperbarui: 20 Agustus 2016   19:19 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem THAAD memasuki Korsel dengan alasan untuk pertahanan, tapi pada dasarnya menjadi alat AS untuk mencapai strategi global. Ini tidak saja akan gagal untuk Korsel jadi aman, melainkan menjadikan Korsel ke dalam bahaya besar.

Korsel Dikorbankan Untuk Kepentingan Global AS

Pergelaran THAAD hanya menjadikan Korsel sebagai ‘senapan’ bagi AS yang menguntungkan AS untuk mewujudkan kepentingan strategisnya sendiri.

Pada 18 Juli lalu, pasukan AS membuat langkah yang jarang dilakukan dengan menunjukkan ke publik sistem THAAD yang digelar di Guam Samudra Pasifik kepada media dan individu yang relevan dengan Departemen Pertahanan Korsel. Alasannya karena rakyat Korsel khawatir tentang bahaya gelombang elektromagnetis yang dipancarkan oleh THAAD.

Akhir-akhir ini, pasukan Korsel juga membuat langkah tidak biasa dengan menunjukkan kepada media dua pangkalan radar domestik dan mengundang koresponden untuk mengadakan survei dari gelombang elektromagnitik dari penempatan radar petahanan rudal “Green Pine” dan radar “Patriot”

green-pine-patriot-radar-57b815ef2323bda50e7aaafe.png
green-pine-patriot-radar-57b815ef2323bda50e7aaafe.png
Sebenaranya dalam kenyataan rakyat Korsel benci bukan hanya masalah keamanan, tetapi karena kebohongan AS. Terungkapkan bahwa AS mengatakan kebohongan kepada Korsel dalam hal penggunaan dan kinerja teknis dari THAAD.

Pada awalnya, mengingatkan keprihatinan atas strategis Tiongkok untuk radar X-band yang berbasis daratan sebagai bagian dari THAAD, Korsel menegaskan bahwa AS hanya mengelar radar TM dengan jangkauan deteksi 600 km bukannya radar FBM dengan jangkau kisaran 2.000 km.

Untuk tujuan ini, Korsel menuntut jaminan informasi teknis dari pemerintah AS dan kontraktor. Namun, AS berbohong kepada sekutunya informasi kunci ini mengenai keamanan strategis Korsel.

x-band-radar-57b8161ec5afbdef3416bca6.png
x-band-radar-57b8161ec5afbdef3416bca6.png
Menurut sidang Kongres pada awal tahun ini, penjabat senior Deparlu AS mengatakan jika dalam keadaan darurat jenis radar ini dapat di konversi di lapangan dalam 8 jam dari radar TM mejadi radar FBM.

Ini adalah penipuan AS terhadap Korsel. Tapi tampaknya Korsel benar-benar tidak tahu. Selain itu, radar X-band bukan berada ditangan Korsel tetapi berada ditangan AS. Jadi beberapa pengamat melihat  Korsel termakan omongan/godaan AS, dan sekarang tampaknya Korsel telah membuat keputusan yang salah.

Pertanyaannya sekarang, mengapa AS menipu sekutunya (Korsel) dalam mempromosikan THAAD untuk digelar di Korsel dengan segala tipu daya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun