Meskipun di dalam negeri Korsel sendiri terjadi banyak protes dan terjadi oposisi dari negara-negara tetangga, tapi sikap pemerintah Korsel dan yang tadinya masih belum ada kepastian berubah dengan secara kepala batu menetapkan untuk mengelar sistem anti-rudal ini.
Analis melihat, pada pemerintahan presiden Lee Myung-bak, kebijakan dengan kekuatan utama urutannya: AS terdepan, kedua Jepang dan ketiga Tiongkok. Tapi pada pemerintahan presiden Park Geun-hye, dia menempatkan Tiongkok ditengah, baru diikuti Jepang.
Banyak kalangan menilai keputusan untuk mengelar THAAD ini satu kebijakan yang fatal. Karena Penempatan THAAD tidak seperti yang lain-lain dapat mudah ditarik kembali dan bisa bersifat sementara. Sebaliknya itu adalah kebijakan yang tidak bisa diubah, baik dalam kebijakan domestik maupun internasional, rebound (menjadi lebih besar) adalah sangat umum. Tapi tindakan apa bagi negara akan menjadi kunci yang mungkin akan rebound.
Meskipun telah terjadi gelombang oposisi yang kuat, tapi pemerintah Korsel masih bertekad untuk menggelar THAAD. Seperti yang dilansir oleh “Yonhap News Agency” pada 7 Agutus lalu, Sekretaris Presiden Kim Sung-woo mengumumkan sebuah pernyataan hari itu: “Alasan mendasar untuk keputusan menggelar THAAD terletak pada meningkatnya ancaman nuklir dan rudal dari Korut.”
Motif Dibalik Penempatkan THAAD di Korsel
Jika ancaman dari Korut hilang, THAAD tidak dibutuhkan. “Lalu apa yang sebenarnya dari sistim anti-rudal canggih ini? Apakah benar-benar bisa menjamin keamanan Korsel? Atau ada motif lain dibalik layar dari langkah ini?
Karena telah berulang-ulang dalam pernyataan Korsel dan AS menekankan tujuan untuk menggelar THAAD di Korsel di pangkalan militer AS di Korsel, untuk menangkal ancaman nuklir dan rudal Korut.
Tapi THAAD semata-mata hanya untuk tujuan menangkal ancaman Korut, tanpa mempunyai target untuk kekuatan ketiga, pernyataan ini banyak diragukan para analis.
THAAD merupakan subsistem dari Pertahanan Rudal Global AS, dapat dipasang pada kendaraan dan memiliki kemampuan unik untuk mencegat rudal yang ditembakan dengan jarak pendek, menengah dan rudal balistik jarak jauh antar benua baik dengan altitude endo (dalam atmosfir) atau exdo (luar atmospfir).
Kehebatan THAAD terletak pada radar yang jangkauan deteksinya dapat mencapai sejauh 2.000 km, dengan resolusi tinggi, radar dapat menyelesaikan tugas-tugas deteksi multi fungsional, mencari, melacak dan mengindentifikasi target/sasaran.