Hubungan Korsel-Tiongkok & Strategis AS
Sejak terjadi hubungan diplomatik tahun 1992, Korsel-Tiongkok telah terlihat pertumbuhan yang cepat dari kerjasama ekonomi dan perdagangan mereka, dan terjadi perbaikan terus menerus dalam kepercayaan strategis mereka bersama. Tiongkok sebagai mitra dagang Korsel telah menjadi sumber surplus terbesar.
Total volume perdagangan antara kedua negara pada tahun 2015 melebihi dari volume antara Korsel dan AS + Jepang. Jika THAAD digelar di Korsel akan jadi memburuk.
Hubungan yang lebih dekat antara Tiongkok dan Korsel, pada kenyataannya menjadi sesuatu yang tidak di-inginkan AS. Untuk memecah ikatan Tiongkok-Korsel, cara terbaik adalah untuk memainkan kartu keamanan, yaitu isu nuklir Korut. Di masa lalu, AS telah mencoba beberapa cara tapi gagal. Tapi kali ini AS telah memainkan kartu trufnya---masalah THAAD.
AS menyadari akan kuatnya keberatan Tiongkok, maka dengan bersikeras menuntut Korsel untuk menyetujui pergelaran THAAD ini. Yang bisa dilihat begitu Korsel menyetujui pergelararn THAAD ini, dengan segera terjadi pendinginan hubungan Korsel-Tiongkok.
Dalam hal ini, AS percaya akan menperoleh dua hasil dengan hanya dari setengah upayanya---manfaat dari strategis keamanan, dan berhasil mengganggu ikatan Tiongkok-Korsel.
AS telah mendesak dan bahkan menekan untuk menempatkan pada dua sekutunya (Korsel+Jepang) agar mau saling mendekat. Ini adalah untuk strategi regional dan kepentingan AS. Meskipun tujuan “Poros ke Asia dan Menyeimbangkan Kembali Asia-Pasifik” tidak sekuat seperti sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan/mengimbangi Tiongkok yang sedang berkembang kekuatannya melalui diplomasi muti-lateral. Salah satu alternatif yang tersisa adalah mendorong sekutu-sekutunya untuk terus maju, sebagian melalui integrasi strategis dari aliansi AS-Korsel.
Dari perspektif strategis, satu alinasi yang terintegrasi akan melebihi dari dua yang terpisah (1+1>2). Dan ini untuk melayani kepentingan strategi AS. Jepang juga berkeinginan untuk berintegrasi. Dan pergelaran THAAD di Korsel telah membuka jalan bagi penggabungan untuk masa depan antara Jepang dan Korsel ke dalam sistem rudal regional AS, sementara mempermudah komunikasi dengan menyamarkan atau alasan untuk teknologi militer.
Sejak zaman pemerintahan Reagan yang mengusulkan rencana “Star War/Perang Bintang” pada tahun 1983, AS terus berupaya tiada hentinya untuk hegemoni anti-rudal. Sejak tahun 1993, ketika pemerintahan Clinton, secara resmi terus mengemukakan “Theater Missile Defense Plan,” sejauh ini AS telah menyiapkan tiga jalur anti-rudal yang pada dasarnya sama di kawasan Asia-Pasifik, yang pada prinsipnya sama dengan pergelaran militer.