"Tapi Pak..."
Cok Ngurah tidak bisa menolah permintaan atasannya itu. Meski dengan berat hati, ia membuka lembar demi lembar naskah novel sejarah dihadapannya. Saat Cok Ngurah membaca sinopsis novel, ia menemukan sebuah kalimat yang cukup menyita perhatiannya. Pemakaman kuno Belanda di Bali.
Cok Ngurah berhenti membaca, ia raih laptopnya dan mulai mengetik kalimat "Pemakaman kuno Belanda di Bali". Puluhan artikel bermunculan. Ia mempelajari artikel itu satu persatu. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah artikel yang berisi data yang sedang ia cari.
"Inikan....." ucap Cok Ngurah dengan ekspresi terkejut.
Perjalanan dari Tabanan menuju Kerobokan hanya membutuhkan waktu tiga jam. Setelah Cok Ngurah mendapatkan izin dari atasannya kemarin, ia segera melakukan riset kecil tentang naskah novel sejarah yang sedang ia edit. Mesin tik CORONA 1926 terlihat disamping kursi kemudi.
"Baiklah. Lakukan saja sekarang. Aku mau novel sejarah itu bisa cetak bulan depan. Karena cerita dan setting tempatnya sangat bagus. Daya jualnya akan tinggi. aku yakin itu."
Ucapan atasannya masih terngiang jelas didalam kepala Cok Ngurah. Kali ini ia berharap bahwa naskah novel sejarah ditangannya akan bisa cetak bulan depan.
Ketika hari menjelang sore, Cok Ngurah tiba di komplek pemakaman kuno Belanda di daerah Kerobokan. Berkat informasi juru kunci makam, ia melangkah masuk kedalam areal pemakaman. Tanpa kesulitan sedikitpun, akhirnya ia berhasil menemukan makam yang ia cari. Makam itu terletak di bagian sisi timur areal pemakaman. Terlihat bersih dan terawat. Termasuk juga makam-makam yang lainnya.
Hier legt begraven
Zyne [e]xcell[entie] den hoog
Christoffel van imhoff