Mata Cok Ngurah tertuju pada mesin tik kuno itu. "Ada apa sebenarnya?" gumam Cok Ngurah dalam hati. Lalu ia mematikan lampu ruang tamu dan masuk kedalam kamar. Suasana sepi.
Sudah hampir dua jam Cok Ngurah berbaring, namun matanya sulit terpejam. Sayup-sayup ia mendengar suara mesin tik kuno itu lagi. Tik tik tik tik. Cok Ngurah bangkit perlahan dari ranjang. Ia meraih ponsel diatas meja dan menyalakan senternya. Dibukanya pelan pintu kamarnya. Sambil mengendap-endap ia arahkan senternya menuju ruang tamu.
Tuts-tuts mesin tik kuno itu bergerak. Menimbulkan suara gaduh ditengah malam. Bunyi tik tik tik tik dengan ritme yang sangat cepat terdengar cukup berisik. Kertas berhamburan di udara. Seakan tak pernah ada habisnya.
Cok Ngurah berdiri terpaku. Ia tidak ingin memercayai apa yang dilihatnya. Ia mendekati mesin tik kuno itu untuk memastikan akan apa yang dilihatnya. Seketika itu juga mesin tik berhenti. Ditariknya selembar kertas dari mesin tik. Tertulis disana C H I S TO F F E L. Lalu Cok Ngurah jatuh pingsan.
***
"Pak... Bangun Pak." ucap Cok Pradnya sambil menepuk pelan pipi suaminya itu.
"Ada apa denganku Bu? Apa yang terjadi?"
Cok Pradnya memberikan segelas air putih kepada suaminya. Ia menjelaskan detail kejadian yang dialaminya pagi itu. "Jadi semalam aku pingsan Bu?" tanya Cok Ngurah yang diikuti anggukan istrinya. Kejadian semalam rupanya tidak berpengaruh apapun. Cok Ngurah masih sehat dan bisa berangkat bekerja seperti biasa.
"Jadi, semalam ada apa Pak? Kenapa Bapak pingsan?"
"Aku melihat lelaki itu Bu."
***