"Benar Tuan, Tuan ini siapa?"
Perbincangan hangat terjadi diantara keduanya. Lelaki bernama Wayan itu menceritakan siapa sebenarnya Made dan apa hubungannya dengan mesin tik CORONA 1926 yang ada di tangan Cok Ngurah.
"Jadi Made menerima mesin tik ini dari majikannya yang merupakan orang Belanda?"
"Benar Tuan, kakek buyut saya dulu bekerja sebagai tukang kebun dirumah salah seorang pegawai Belanda. Menurut kakek buyut saya, mesin tik ini adalah hasil rampasan dari salah seorang jurnalis Belanda pada masa itu."
"Tahun berapa kakekmu menerima mesin tik ini?"
"Seingat saya tahun 1930."
Malam harinya, Cok Ngurah tidak tidur. Setelah ia mengunci semua pintu dan jendela rumahnya, ia mencari data jurnalis Belanda di Bali pada tahun 1930. Termasuk surat kabar Belanda yang terbit pada masa itu.
Puluhan nama tertera di mesin pencari di internet. Namun hanya ada satu nama yang menyita perhatiannya. CHRISTOFFEL. Mata Cok Ngurah tidak bisa diajak kompromi. Tiba-tiba ia tertidur diatas meja tamu dalam keadaan laptop masih menyala.
***
Entah merupakan suatu kebetulan atau bukan, pagi itu Cok Ngurah menerima sebuah naskah novel sejarah. Padahal sebelumnya ia hanya mengedit naskah novel remaja.
"Tidak ada alasan lagi. Aku beri kamu waktu tiga minggu untuk mengedit naskah ini."