Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rangda

30 September 2016   11:16 Diperbarui: 30 September 2016   11:24 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ya sudahlah, ayo kita masuk. Hari sudah mulai malam. Segera kau siapkan makan malam”

“Baiklah akan aku siapkan”

Keesokan harinya, I Wayan Suardika mendadak tidak bisa bangun seperti biasa. Badannya tidak bisa digerakkan separuh. Mulutnya terkunci tidak bisa berucap. Sejak saat itu I Wayan Suardika berada dalam pengawasan dokter sepenuhnya. Berbagai macam obat telah diberikan dan puluhan juta telah dikeluarkan untuk biaya pengobatannya. Diagnosa dokter mengatakan bahwa penyakit I Wayan Suardika hanyalah penyakit biasa yang akan segera sembuh. Namun hingga ajal menjemputnya, tak satupun yang tahu asal muasal dan penyebab penyakit itu. termasuk istri I Wayan Suardika yang menemaninya minum kopi sebelum suaminya jatuh sakit seperti sekarang ini.

Mendengar kakaknya jatuh sakit, I Wayan Durma sangat senang. Segera ia berangkat sore itu untuk menemui seseorang. Ni Made Suntri.

“Kerjamu sangat luar biasa. Aku sangat puas” ucap I Wayan Suardika.

“Tentu saja. Aku selalu melakukannya dengan hasti – hati. Dengan persiapan yang sangat matang. Dengan sesajen daging babi yang besar. Di Pura Dalem aku memohon pada Bethari Durga untuk membantuku memuluskan rencanamu itu. semalaman aku berdo’a di Pura Dalem. Sekarang mana imbalan yang telah kau janjikan ?” tanya Ni Made Suntri – Si dukun santet. Dukun tua yang terkenal kesaktiannya.

“Ini uangnya. Seperti kesepakatan kita” jawab I Wayan Suardika sambil menyodorkan amplop coklat berisi uang.

“Hmmm… Bagus. Kau menepati janjimu” ucap Ni Made Suntri.

“Tapi apakah aku akan aman ? apakah nanti tidak akan ketahuan kalau aku yang mengirim santet ini?” tanya I Wayan Suardika cemas.

“Tenanglah. Santet desti adalah santet yang paling kuat. Kau tak usah cemas. Tidak akan ada yang tahu bahwa kau yang telah mengirim santet ini. Dan aku menjamin kalau orang yang terkena santet desti pasti hidupnya tidak akan lama lagi. Dengan matinya orang itu, kejahatanmu pun akan ikut terkubur bersamanya. Hahahahaha….” Jawab Ni Made Suntri sambil tertawa lebar dan angkuh. Seperti Rangda yang ingin melenyapkan musuhnya dengan lidahnya yang menjulur panjang dan berapi – api. Rangda, penjelmaan Dewi Durga. Dewi yang dipuja oleh para penganut ilmu hitam.

“Sekarang kau pulanglah dengan tenang. Tak ada lagi yang perlu kau takutkan” ucap Ni Made Suntri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun