“Apa? Bapak meninggal? Sialan. Menyusahkan saja bapak ini. Sudah matipun masih saja memberi beban kepadaku. Ibu saja belum tuntas aku tanggung, datang lagi bapak. Betapa sialnya aku jadi anak kalian!” umpat Santi di depan ibunya.
“Istighfar nak, tak pantas kau ucapkan kata – kata itu” Sriani mengingatkan.
“Sudahlah bu, apa dengan istighfar akan menambah isi lumbung berasku? Menambah isi dompetku? Mustahil itu !” ucap Santi bersungut – sungut.
“Lebih baik kita segera kerumah bapakmu nak” ajak Sriani
“Baiklah, tapi ibu jalan kaki saja ya. Aku dan suamiku naik becak. Kan ibu tahu, kalau ibu naik becak akan menambah pengeluaranku” ucap Santi kepada ibunya.
“Baiklah nak” balas Sriani.
***
“Sudah dimandikan Pak”
“Belum Ustadz, masih menunggu keluarga Pak Sarjito. Sampai sekarang belum ada yang datang”
“Baiklah kalau begitu, kita tunggu barang sejam dua jam lagi”
Di depan rumah Sarjito nampak becak berhenti. Dua orang turun dari becak itu.