Mohon tunggu...
lusy firdaus
lusy firdaus Mohon Tunggu... Human Resources - Educator

Longlife Learner, belajar tiada batas, mencari ridho Allah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Aktualisasi Visi dan Misi pada Perilaku Guru

2 Oktober 2024   10:43 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Jurnal bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi visi dan misi sebuah sekolah dalam perilaku guru di lingkungan sekolah. Visi dan misi sekolah sering dianggap sebagai pedoman utama yang memandu kegiatan pendidikan dan pengajaran. Namun, implementasinya dalam praktik sehari-hari seringkali menjadi tantangan. Pemakah menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan guru-guru di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong .

Hasil penelitian menyoroti peran kunci guru dalam mewujudkan visi dan misi sekolah melalui perilaku guru, hubungan pimpinan sekolah dengan guru, dan partisipasi tenaga kependidikan dalam operasional sekolah. Temuan juga menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti dukungan kepemimpinan, komunikasi yang efektif, dan lingkungan kerja yang mendukung memainkan peran penting dalam mendorong guru untuk menginternalisasi visi dan misi sekolah. Implikasi praktis dan rekomendasi untuk meningkatkan implementasi visi dan misi sekolah diungkapkan.

Kata Kunci: Visi dan Misi Sekolah, Implementasi, Perilaku Guru, Pendidikan, Kepemimpinan Sekolah

Abstract

 

The journal aims to explore the implementation of a school's vision and mission in teacher behavior in the school environment. The school's vision and mission are often considered the main guidelines that guide educational and teaching activities. However, its implementation in daily practice is often a challenge. The speaker uses a qualitative approach involving participatory observation and in-depth interviews with teachers at the Asshiddiqiyah 06 Serpong Islamic Boarding School.

The research results highlight the key role of teachers in realizing the school's vision and mission through teacher;s behavior, relationships with school management with teachers, and participation acadameic staf to run school,s operational. Findings also indicate that factors such as leadership support, effective communication, and a supportive work environment play an important role in encouraging teachers to internalize the school's vision and mission. Practical implications and recommendations for improving the implementation of the school's vision and mission are expressed.

 

Keywords: School Vision and Mission, Implementation, Teacher Behavior, Education, School Leadership

Implementasi Manajemen Stratejik: 

Aktualisasi  Visi dan Misi Sekolah pada Perilaku Guru 

di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil alamiin segala puji tercurahkan kepada Allah SWT. atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-Nya kepada kita, dan Insya Allah semoga kita semua diberikan kesehatan dan keberkahan. Aamiin 

Sholawat dan salam tercurahkan selalu kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan semua rahmat-Nya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah dengan baik

Tulisan  ini disusun untuk memenuhi tugas Pengabdian Kemasyarakatan dengan judul  "Implementasi Manajemen Stratejik dalam aktualisasi visi dan misi sekolah pada perilaku guru di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong", sebagai mahasiswi Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang betapa pentingnya gambaran pengaplikasian manajemen stratejik di lembaga pendidikan, terutama mengenai bagaimana mengaktualisasikan visi dan misi pada perilaku guru, dan merupakan landasan dalam menjalankan operasional lembaga pendidikan.  

Penullis berupaya menyelesaikan makalah ini dengan sangat baik, namun pemakalah  sadar bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan masukan dan saran dari para pembaca.  

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca . Wassalamu'alaikum Wr. Wb 

Tangerang Selatan, 12 Mei 2024

Lusy Firdaus

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efisien merupakan impian seluruh anggota organisasi. Sama halnya dengan organisasi pada umumnya, dalam organisasi pendidikan pencapain kinerja organisasi yang unggul dan efektif juga menjadi fokus bagi para pengelola pendidikan.

Perkembangan dan perubahan dunia yang semakin cepat merupakan tantangan bagi lembaga pendidikan. Perkembangan yang cepat ini terjadi secara terus menerus. Dampak globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, model dan metode pembelajaran terbaru, perubahan demografi, dan ketidakpastian ekonomi dunia serta tuntutan masyarakat yang semakin beragam merupakan tantangan yang harus dijawab dan diantisipasi oleh pengelola lembaga pendidikan.

 

TUJUAN

1. Mengetahui karakteristik lembaga pendidikan

2. Mengetahui pentingnya mengimplementasikan manajemen stratejik dalam pengelolaan lembaga pendidikan.

3. Dapat melakukan tindakan preventif dan korektif terhadap lembaga yang dikelola atau tempat dimana penulis bekerja agar mobilitas dan operasional sekolah terus berjalan dengan baik.

 

 

BAB II 

Pengertian Implementasi, Manajemen Dan Stratejik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi merupakan pelaksanaan atau penerapan. Implementasi juga dapat dipahami sebagai penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang dapat menimbulkan dampak atau akibat terhadap suatu hal. Secara umum Implementasi merupakan tindakan atau pelaksanaan dari suatu strategi yang telah disusun dengan matang. 

Selain dipandang sebagai proses, implementasi juga dipandang sebagai sebuah penerapan inovasi dan senantiasa menciptakan adanya perubahan ke arah perbaikan. Implementasi dapat berlangsung dalam jangka yang panjang atau sepanjang waktu. Implementasi bermuara pada aktivitas, aksi atau tindakan, mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme memiliki arti bahwa implementasi bukan hanya suatu aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana yang dilaksanakan secara intens berdasarkan acuan norma tertentu dalam mencapai tujuan atau sasaran suatu kegiatan.

Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Pengelolaan yang dilakukan melalui suatu proses dan diolah berdasarkan fungsi-fungsi manajemen dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan seni dan ilmu mengatur atau mengelola proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dengan didukung oleh sumber-sumber lain dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan istilah strategi telah ada sejak lama dan cukup memberikan pengaruh. Sejak tahun 1980an dari istilah atau konsep ini terlahir mata kuliah manajemen strategik sebagai capstone course atau mata kuliah "muara" pada sekolah bisnis di Amerika Serikat. Namun apa sebenarnya arti dari terminologi strategi ini? Buku-buku teks manajemen strategik menyajikan definisi pada bab awal yang berarti rencana manajemen puncak untuk memperoleh hasil sesuai dengan misi dan sasaran organisasi (Wrigth et al., 1992). Pada dasarnya, kata "strategi" berasal dari bahasa Yunani dengan sebutan strategos, yang dibentuk dari stratos, dengan makna tentara, dan --ag, yang bermakna memimpin (Evered, 1983). Dengan kata lain, strategi adalah generalship, yakni ilmu tentang bagaimana seorang jenderal berperang atau menjalankan tugasnya. Menurut Grant (1995), strategi adalah berkenaan dengan cara bagaimana memenangkan kompetisi atau persaingan. Istilah strategi dapat dipandang secara konotatif sebagai suatu niat melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pemahaman ini sesuai dengan Chandler (1962) yang mendefinisikan strategi sebagai determinasi dari sasaran dan tujuan dasar jangka panjang sebuah entitas bisnis atau perusahaan (entreprise), melalui adopsi serangkaian tindakan dan alokasi sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengertian dengan makna senada juga diajukan oleh Andrews (1971).

Manajemen strategik dikenal sebagai cabang ilmu manajemen dengan karakteristik keterpaduan dari banyak cabang ilmu lainnya seperti ilmu politik, militer, manajemen pemasaran, manajemen produksi, ilmu ekonomi, organisasi industrial, psikologi, dan manajemen sumberdaya manusia. Karena keragaman kontributor konsep dasar tersebut manajemen strategik dapat disebut sebagai ilmu manajerial hibrida (hybrid managerial science). Keragaman konsep dapat dilihat dari segi proses manajemen strategik mulai dari formulasi rencana strategik, proses implementasi strategi, hingga pengendalian strategik.

Bidang manajemen strategik dalam perkembangannya tidak bertahan dengan mengandalkan definisi tunggal tentang strategi. Pada berbagai penelitian dan review konseptual istilah strategi telah digunakan dalam berbagai cara atau perspektif yang berbeda satu dengan lainnya dan dikenali bahwa strategi merupakan terminologi dengan definisi multi faset (Mintzberg, 1987). Dengan kata lain strategi adalah konsep multidimensional yang merupakan jantung dari bisnis dan organisasi. Selaras dengan Hax dan Majluf (1991), strategi merupakan konsepsi yang terkait dengan kegiatan kritikal yakni isu atau permasalahan yang ada pada bisnis yang memberikan arahan tindakan untuk mengatasi berbagai tantangan organisasi. Di samping aspek multidimenasionalitas, faktor situasional juga mempengaruhi inkonsistensi yang muncul dalam definisi strategi (Hambrick, 1983). Bahkan, hingga tidak tercapainya konsensus berkenaan dengan definisi strategi (Chaffee, 1985).

  

Karakteristik Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang berkualitas merupakan harapan bagi masyarakat. Namun pada kenyataannya lembaga pendidikan Indonesia belum mampu menunjukkan peningkatan mutu secara merata dan berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan belum banyaknya lembaga pendidikan yang menghasilkan pemerataan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia Intenasional.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh The Learning Curve Pearson pada tahun 2014, sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia, di jelaskan bahwa jika Indonesia menduduki tempat akhir dalam hal mutu pendidikan di seluruh dunia. Indonesia hanya mampu menempati posisi  ke-40  dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus (-) 1,84. Sementara pada kategori kemampuan kognitif indeks rangking 2014, Indonesia diberi nilai -1,71 (Lestarini, 2014). Hal ini tentunya menjadi pukulan bagi pengelola pendidikan mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan juga stakeholder lainnya.

 

B.1.  Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis dan berjenjang, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

Dalam pendidikan formal, setiap orang akan mendapatkan pendidikan pedoman dan etika moral kemanusiaan yang lebih luas sebagai bekal untuk memulai kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan formal berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk memperluas pengetahuan masyarakat secara efektif dan efisien.

Pendidikan formal diselenggarakan sebagai tempat mendapatkan ilmu pengetahuan, tempat untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, serta tempat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai bekal hidup di masa mendatang.

 

B.1.2. Fungsi Pendidikan Formal

Pendidikan secara umum memiliki fungsi sebagai wadah untuk membentuk pribadi yang memiliki kedewasaan dalam berpikir. Lebih lanjut, berikut beberapa fungsi dari pendidikan formal:

 

Melatih kemampuan akademis

Ada banyak kemampuan akademis yang akan dilatih dalam pendidikan formal, di antaranya ada kemampuan berpikir logis, menganalisis, menghafal, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki kemampuan akademis yang baik umumnya mampu memecahkan masalah dengan langkah tepat.

 

Melatih tanggung jawab dan disiplin

Jalur pendidikan formal umumnya mengharuskan anak Anda sebagai peserta didik untuk mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Misalnya, siswa diharuskan tiba di sekolah paling lambat jam 07.00 WIB. Peraturan tersebut secara tidak langsung dapat melatih kedisiplinan.

Selain itu, proses belajar di sekolah secara terus menerus akan membentuk tanggung jawab anak Anda. Misalnya, mengerjakan tugas yang diberikan oleh pengajar akan melatih rasa tanggung jawab.

 

Mengembangkan diri dan kreativitas

Dalam pendidikan formal, biasanya ada program ekstrakurikuler atau unit kegiatan tambahan di luar jam belajar. Program tersebut dibuat oleh lembaga pendidikan sebagai sarana untuk pengembangan diri dan kreativitas. 

  

Membangun jiwa sosial

Pendidikan formal juga dapat membantu membangun jiwa sosial seseorang, di mana para siswa diharuskan untuk berinteraksi dengan teman maupun tenaga pengajar. Interaksi sosial inilah yang nantinya dapat memperluas hubungan sosial di masa mendatang.

 

Membentuk jati diri

Salah satu aspek penting yang dibutuhkan oleh seseorang dalam menjalani kehidupan bermasyarakat adalah jati diri. Seseorang yang memiliki pendidikan formal akan dengan mudah menemukan jati dirinya, karena pola pikirnya terlatih dengan baik.

 

B.2. Pendidikan Non-formal

Program kegiatannya disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan peserta didik yang sifatnya mendesak dan memerlukan pemecahan yang sesegera mungkin.

Materi pelajarannya bersifat praktis pragmatis dengan maksud agar segera dapat dimanfaatkan quickly elding dalam menunjang kehidupan atau pekerjaan sehari-hari.

Waktu belajarnya singkat dalam arti dapat diselesaikan denganTidak banyak menelan biaya dalam arti kegiatan itu bisa dilaksanakan dengan biaya murah namun besar faedahnya.

Tidak mengutamakan kredensial dalam bentuk ijazah ataupun sertifikat yang terpenting adalah bisa diperolehnya peningkatan dalam pengetahuan dan keterampilan.

Dalam pendidikan nonformal Ini masalahnya usia peserta didik tidak begitu dipersoalkan demikian pula dengan jenis kelaminnya.

Pendidikan non-formal tidak mengenal kelas atau tingkatan secara kronologis kalaupun ada penjenjangan tidak seketat seperti dalam pendidikan formal.

Program kegiatannya dilaksanakan secara terencana teratur dan sengaja namun penyelenggaraannya lebih luas dengan mempertimbangkan kesempatan peserta didik.

Suasana belajar yang saling belajar dan saling membelajarkan di antara peserta didik.

Tujuan pembelajaran dirancang dan diarahkan pada upaya untuk memperoleh lapangan kerja dalam usaha meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.

Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungannya.

Kegiatan pendidikan non formal tidak terlalu banyak menuntut Tersedianya prasarana dan sarana belajar yang lengkap di manapun dan dengan peralatan yang sederhana sekalipun program ini sudah dapat dilaksanakan dan diselesaikan.

Pendidikan non-formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat atau seumur hidup.

Pendidikan non-formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.

Pendidikan non-formal meliputi pendidikan kecakapan hidup pendidikan kepemudaan pendidikan pemberdayaan perempuan pendidikan keaksaraan serta pendidikan lain ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

.Satuan pendidikan non-formal terdiri atas Lembaga Kursus lembaga pelatihan dan kelompok belajar pusat kegiatan belajar masyarakat majelis taklim satuan pendidikan yang sejenis.

Kurikulum yang digunakkan adalah kurikulum yang mengacu pada kebutuhan yang dibutuhkan peserta didik; Program pembelajaran bervariasi. Proses pembelajaran dalam program pendidikan nonformal berpusat pada peserta didik yang dilaksanakan di dalam lingkungan masyarakat dan lembaga serta biasanya dikaitkan dengan kehidupan peserta didik di lingkungan masyarakat tersebut.

 

Indikator lainnya yang dapat dilihat secara nyata bahwa mutu pendidikan di Indonesia belum mampu memenuhi harapan yaitu: 

- Kualitas sarana fisik yang belum merata.

- Kompetensi dan kualitas guru. 

- Kesejahteraan guru terutama guru honorer (non PNS).

- Prestasi siswa yang belum maksimal 

- Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan.

- Relevansi kurikulum pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. 

- Mahalnya biaya pendidikan.

- Rendahnya mutu pendidikan saat ini merupakan dampak dari ketidakmampuan lembaga pendidikan menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan zaman. Keterlambatan penyesuaian diri akan menyebabkan lembaga pendidikan tersebut tergerus dan akan ditinggalkan oleh pelanggan jasa pendidikan itu sendiri.

Implementasi Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan

Sistem pendidikan telah mengalami proses restrukturisasi yang panjang dari model manajemen pendidikan yang berakar kuat di masa lalu menjadi model manajemen strategik yang difokuskan pada masa depan.

Oleh karena itu, implementasi manajemen strategik dalam pendidikan dirasa penting diimplementasikan bagi keunggulan organisasi pendidikan. Lemahnya kemampuan pendidikan dalam upaya pencapain keunggulan organisasi perlu untuk dilakukan usaha-usaha nyata. Usaha nyata itu  dimulai  dari implementasi manajemen stratejik.

Manajemen pendidikan yang  strategik memiliki keterkaitan dengan penciptaan lingkungan pendidikan yang konstruktif yang bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran yang berkelanjutan. Manajemen strategik dapat dikatakan sebagai penggerak program inovatif dalam pendidikan dengan penekanan  pada sumber daya manusia.  Manajemen strategik dapat mengurangi risiko pada organisasi pendidikan dan kemudian mengubahnya menjadi bidang peluang baru. Implementasi manajemen strategik pada lembaga pendidikan dapat memberikan dampak positif pada pengembangan lembaga pendidikan.

Manajemen strategis merupakan implementasi perencanaan, pemantauan, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan dari semua kebutuhan yang diperlukan oleh organisasi dalam upaya mencapai tujuannya. Perubahan yang terjadi secara cepat dan spontan di lingkungan organisasi akan membutuhkan organisasi yang mampu untuk terus melakukan evaluasi strategi. Implementasi manajemen strategis membantu organisasi mengetahui kondisi organisasi saat ini, kemudian menyusun strategi, menyebarkannya dan menganalisis keefektifan strategi manajemen yang diterapkan. 

Implementasi manajemen stratejik lembaga pendidikan harus merumuskan beberapa aspek, yaitu: 

1. Visi, misi dan nilai-nilai lembaga pendidikan, 

2. Tujuan jangka panjang, 

3. Menentukan strategi priorotas, 

4. Menyusun indikator kinerja, 

5. Menguraikan tujuan secara operasional, 

6. Memperhatikan kebutuhan sumber daya (fisik, manusia, keuangan), 

7. Memantau dan melaksanakan perencanaan operasional secara rutin dan terjadwal.

Pada dasarnya ada lima langkah konsep yang terdapat dalam manajemen strategik. Berikut merupakan gambaran mengenai kelima langkah tersebut :

 Berikut penjelasan tentanglima langkah  konsep  manajemen strategik:

1. Pengembangan Visi dan Misi Organisasi

Mengembangkan visi dan misi organisasi  akan digunakan sebagai dasar untuk pembuka arah organisasi yang akan ditempuh dan sekaligus juga untuk menciptakan identitas organisasi. Misi organisasi tidak lain adalah visi manajemen tentang apa yang ingin dicapai dan bentuk seperti apa wujud organisasi yang diinginkan di masa mendatang.

Pengembangan misi organisasi atau lembaga juga akan memberikan gambaran yang jelas bagi anggota lembaga tentang posisi lembaga dalam persaingan dan siapa pendukung utama kegiatan perusahaan.

 

2. Penetapan Tujuan Organisasi

Tindakan menetapkan tujuan organisasi adalah usaha menterjemahkan misi organisasi ke dalam bentuk sasaran yang lebih jelas dan spesifik tentang sesuatu yang ingin dicapai. Penetapan tujuan yang spesifik, jelas, dan yang sifatnya memacu (demanding) pada gilirannya akan membantu para pelaku organisasi mencapai kinerja yang optimal.

Penentuan tujuan (objectives) organisasi dalam hal ini mencakup dua sasaran, baik yang sifatnya jangka pendek maupun jangka panjang. Memang tidak ada kriteria yang pasti untuk menentukan tujuan jangka pendek atau jangka panjang. Tetapi pada umumnya, tujuan jangka pendek (short-range objectives) adalah segala tindakan yang akan di tempuh oleh pihak manajemen dalam waktu satu atau dua tahun mendatang. Sedangkan tujuan jangka panjang (long-range objectives) biasanya bertalian erat dengan tindakan manajer untuk mendorong kinerja organisasi dalam jangka waktu yang lebih lama.

3. Penyusunan dan Pemilihan Alternatif Strategi

Penyusunan strategi organisasi dimulai dari analisis terhadap kondisi lingkungan, baik makro maupun mikro, dan melihat prospeknya di masa datang. Analisis lingkungan ini biasanya dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan organisasi perusahaan dalam usaha mencapai hasil akhir yang telah ditargetkan. Tujuan umum perusahaan (objectives) adalah merupakan "hasil akhir", sedangkan strategi adalah "alat" yang dipergunakan untuk mencapai hal itu.

Pengertian strategi yang dimaksudkan dalam hal ini tidak lain adalah pola gerak organisasi dan berbagai pendekatan manajerial yang dipergunakan untuk mencapai tujuan umum sekaligus menerapkan misi organisasi. Porsi terbesar dari perencanaan strategi organisasi biasanya tidak hanya meliputi berbagai pendekatan yang telah dilakukan saja, tetapi juga praktek manajerial yang dinilai cukup baik untuk terus dikembangkan.

Strategi organisasi yang terus menerus dinamis atau sering mengalami perubahan menunjukkan suatu tanda adanya ketidakstabilan pihak manajer dalam mengambil keputusan. Ketidakstabilan dalam mengambil keputusan ini yang seringkali menimbulkan kekacauan dan kebingungan bagi anggota organisasi. Penyusunan dan pemilihan alternatif strategi menghendaki adanya karakter yang kuat dari seorang pimpinan. Seorang pemimpin dihadapkan pada situasi untuk memilih dari berbagai alternatif strategi dengan konsekuensi risiko yang harus ditanggungnya. Karakter pemimpin yang kuat sebagai  banyak membantu timnya dalam menentukan strategi yang cocok, menjaga atau mempertahankan kapasitas organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan, dan akhirnya mengarahkan organisasi untuk dapat menghasilkan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat pula.

4. Implementasi Pemilihan Strategi

Bagian penting dalam menjalankan implementasi strategi adalah perlunya seorang pemimpin yang berorientasi pada produktivitas. Artinya, bahwa usaha untuk melakukan perubahan melalui implementasi strategi senantiasa diarahkan pada pencapaian sesuatu yang lebih baik.

Fungsi implementasi strategi pada prinsipnya berkaitan dengan usaha untuk memastikan bahwa strategi yang dipilih adalah yang paling sesuai dan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Dalam kenyataannya, kegiatan untuk melakukan implementasi strategi ini lebih banyak berkaitan dengan tugas administratif (administrative task) yang sebenarnya bertumpu pada kapasitas internal organisasi. Beberapa elemen spesifik yang diperlukan untuk dapat melakukan implementasi strategi dengan baik antara lain:

Mengembangkan struktur organisasi yang dapat mendukung kesuksesan pelaksanaan strategi yang telah dipilih.

Menyusun anggaran (budget) yang akan digunakan sebagai alat pengawasan atas penggunaan atau alokasi sumberdaya yang ada pada berbagai kegiatan organisasi.

Memberi motivasi pada anggota lembaga terutama dalam hal mendorong mereka untuk berusaha mencapai tujuan umum yang telah ditargetkan.

Melakukan modifikasi pada struktur tugas dan perubahan perilaku anggota organisasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan strategi. Pengayaan dalam tugas dan tanggung jawab (Job enrichment) dan pendalaman serta penambahan wawasan (job enlargement) terhadap serangkaian tugas yang dibebankan merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan dalam merubah perilaku anggota organisasi.

Merancang apresiasi berupa reward yang disesuaikan dengan tingkat pencapaian hasil yang telah ditargetkan.

Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk kesuksesan implementasi strategi.

Menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur yang mendukung pelaksanaan strategi.

Menerapkan pola kepemimpinan internal yang sesuai untuk mendorong implementasi strategi di masa datang dan terus berupaya mencari cara yang terbaik untuk melakukan implementasi strategi.

 

5. Evaluasi Kinerja, Review Situasi, dan Tindakan Koreksi

Monitoring dan evaluasi  merupakan elemen penting dalam implementasi manajemen strategis di lembaga pendidikan. Ini memastikan bahwa strategi dan kegiatan yang direncanakan berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang diinginkan

6. Penetapan Indikator Kinerja

Meeentukan  indikator kinerja yang jelas dan terukur untuk setiap tujuan strategis. Indikator ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatasan waktu (SMART: Specific, Measureable, Achievable, Relevant, Tangible).

7. Pengumpulan Data

Mengidentifikasi sumber data yang diperlukan untuk mengukur kemajuan terhadap setiap indikator kinerja. Data ini dapat berupa data akademik (misalnya, tingkat kelulusan, hasil ujian), data operasional (misalnya, penggunaan fasilitas), atau data lain yang relevan dengan tujuan strategis.

8. Pemantauan Teratur

Melakukan pemantauan teratur terhadap kemajuan implementasi strategi. Hal ini bisa dilakukan melalui rapat rutin, laporan kemajuan berkala, atau sistem pelaporan real-time.

 

9. Evaluasi Progres

Secara berkala, evaluasi kemajuan terhadap tujuan strategis dan indikator kinerja. Tinjau apakah pencapaian sejauh ini telah sesuai dengan harapan, dan identifikasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kemajuan

10. Identifikasi Masalah dan Tantangan.

Jika ada masalah atau tantangan yang menghambat pencapaian tujuan strategis, identifikasi penyebabnya dan cari solusi yang tepat. Ini bisa melibatkan penyesuaian strategi, realokasi sumber daya, atau langkah-langkah lain yang diperlukan.

11. Pengambilan Keputusan:

Gunakan hasil monitoring dan evaluasi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Misalnya, jika sebuah program tidak mencapai target yang diinginkan, manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan atau memodifikasi program tersebut.

12. Komitmen untuk Perbaikan Berkelanjutan

Monitoring dan evaluasi bukan hanya tentang mengevaluasi kemajuan, tetapi juga tentang pembelajaran dan perbaikan berkelanjutan. Lembaga pendidikan harus memiliki komitmen untuk terus meningkatkan kinerja mereka berdasarkan hasil evaluasi

13. Komunikasi Hasil

Mengkomunikasikan hasil Monitoring dan Evaluasi kepada semua pemangku kepentingan, termasuk staf, siswa, orang tua, dan masyarakat luas. Transparansi dalam mengkomunikasikan hasil evaluasi meningkatkan akuntabilitas dan mendukung dukungan dari berbagai pihak.

 

 

BAB III

Implementasi Manajemen Stratejik:

Aktualisasi  Visi dan Misi Sekolah pada Perilaku Guru

di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong

  

Profil Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong merupakan lembaga pendidikan berbasis agama Islam yang berlokasi di Jl. Raya Puspipteek Gg. Masjid Rt.017 Rw.04 Kel. Setu Kec. Setu Kota Tangerang Selatan. Pondok pesantren ini menyelenggarakan pendidikan untuk jenjang MTs dan MA yang sudah Terakreditasi "A". Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong adalah Ibu Nyai Hj, Ita Widiya Nugraha, SE

Pondok Pesantren asshiddiqiyah ini didirikan pada Rabi`ul Awal 1406 H (Juli tahun 1985 M.) oleh Dr. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga pendidikan, keagamaan, dan kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah berusaha untuk tetap eksis dan tetap pada komitmen sebagai benteng perjuangan syiar Islam.

Pondok pesantren Asshiddiqiyah 06 serpong merupakan cabang yang ke enam dari 12 cabang asshiddiqiyah yg tersebar di berbagai daerah tanah air indonesia. 

Pondok pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong mengawali kiprahnya pada juli 2011 M kemudian dikembangkan sebagai learning center generasi ahlussunnah wal jamaah yang memiliki kompetensi tafaqquh fiddien. dan ilmu pengetahuan secara modern.

Murid yang ada di Pesantren Asshiddiqiyah 06 saat ini sekitar 350 lebih. Dengan progam 6 tahun, yaitu: 3 tahun di tsanawiyah dan 3 tahun di aliyah, dengan syarat semua murid harus tinggal di pondok pesantren.

 

Trilogy Asshiddiqiyah

Pondok pesantren Asshiddiqiyah 06 serpong menekankan pada orientasi dasar kompetensi sebagai trologynya yaitu:

Aspek afektif, membentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah yang didasarkan pada nilai dan ajaran islam.

aspek kognitif, membangun kemampuan santri dalam ilmu penguasaan umum (sains modern) dan ilmu agama yang bernarasi dari kitab kuning.

aspek psikomotorik, membangun kemampuan santri dalam bahasa arab dan inggris sebagai basic penguasaan literature keislaman dan bahasa inggris/arab sebagai bahasa komunikasi dan dakwah di media internasional.

 

Visi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong

Membentuk dan menyiapkan Generasi Ahlussunnah Wal Jama`ah berwawasan global yang mampu mentransformasikan ilmunya kedalam bahasa masyarakat universal dengan prilaku akhlak mulia.

 

Misi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 06 Serpong

Menyelenggarakan pendidikan berbasis agama, teknologi dan pengembangan ekonomi kerakyatan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

 

Pendidik dam Tenaga Kependidikan

Jumlah Kepala Madrasah: 1 Orang

Jumlah Wakil Kepala: 2 Orang

Jumlah Pendidik: 21 Laki-laki 12 Perempuan

Jml Tenaga Kependidika: 6 Laki-laki 4 Perempuan

 

Aktualisasi Visi dan Misi Sekolah

Metode penyampaian materi akan dilakukan melalui brain strorming dan group discussion.

Sesi 1:  Brainstorming : Mendengarkan dan Memahami (5[)

Deskripsi

Peserta mendengarkan instrusksi membuat gambar berdasarkan instruksi yang didengarkan dengan menggunakan kertas dan bolpoint.

 

Sesi 2: Team Building : Komunikasi Efektif (15')

Deskripsi 

Peserta terbagi dalam beberapa grup membuat sebuah miniatur dari bahan-bahan tersedia dan terbatas. kertas, selotip, sedotan. Spesifikasi miniatur:  tinggi, kuat dan tepat waktu.

Kata kunci : Kepemimpinan, kerjasama, trust, focus, analical thinking, respect other, develop other, problem solving, 

 

Sesi Penjelasan Materi Aktualisasi Visi dan Misi

Strategi yang dapat diimplementasikan untuk memperkuat hubungan antara visi dan misi sekolah dengan perilaku guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut secara konsisten dan komprehensif, sekolah dapat memperkuat hubungan antara visi dan misi sekolah dengan perilaku guru, sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan

Komunikasi yang Efektif

Kepemimpinan sekolah perlu memastikan komunikasi yang jelas dan konsisten terkait dengan visi dan misi sekolah kepada seluruh staf guru. Komunikasi yang baik akan membantu guru memahami dengan lebih baik tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah dan bagaimana peran mereka dalam mewujudkannya.

Komunikasi yang efektif merupakan fondasi utama dalam memastikan bahwa visi dan misi sekolah terintegrasi dengan baik dalam praktik sehari-hari guru. 

Berikut beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh kepemimpinan sekolah untuk memastikan komunikasi yang jelas dan konsisten terkait dengan visi dan misi sekolah kepada seluruh staf guru:

Kepala sekolah atau manajemen senior dapat secara teratur mengadakan sesi briefing atau pengantar untuk menyampaikan visi dan misi sekolah kepada staf guru secara langsung. Dalam sesi ini, mereka dapat menjelaskan dengan rinci tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan pentingnya peran setiap guru dalam mencapainya.

Visi dan misi sekolah dapat didokumentasikan secara tertulis dalam bentuk dokumen resmi seperti pedoman sekolah, buku panduan, atau materi pelatihan. Dokumentasi ini harus mudah diakses oleh semua guru dan secara jelas menguraikan visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan sekolah.

Kepemimpinan sekolah dapat menyelenggarakan pertemuan rutin, baik secara individu maupun kelompok, untuk membahas visi dan misi sekolah serta bagaimana hal tersebut dapat diintegrasikan dalam pekerjaan sehari-hari guru. Pertemuan ini juga dapat menjadi forum untuk bertukar gagasan dan pengalaman antara guru.

Pemanfaatan teknologi komunikasi seperti surel, grup diskusi online, atau platform pembelajaran daring dapat digunakan untuk menyampaikan informasi terkait visi dan misi sekolah secara cepat dan efisien kepada staf guru. Hal ini memastikan bahwa semua guru memiliki akses yang sama terhadap informasi tersebut.

Kepemimpinan sekolah harus mendorong dialog terbuka antara staf guru dan manajemen terkait dengan visi dan misi sekolah. Guru harus merasa nyaman untuk mengajukan pertanyaan, memberikan masukan, dan berdiskusi tentang bagaimana visi dan misi tersebut dapat dijalankan secara efektif.

Menegaskan konsistensi dalam komunikasi terkait visi dan misi sekolah. Pesan yang disampaikan harus seragam dan tidak bertentangan, sehingga tidak menimbulkan kebingungan atau keraguan di kalangan staf guru.

Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Sekolah dapat menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan profesional yang berfokus pada visi dan misi sekolah. Pelatihan tersebut dapat membantu guru mengintegrasikan nilai-nilai dan tujuan sekolah ke dalam praktik pengajaran guru.

Kepemimpinan sekolah perlu memberikan pembinaan dan umpan balik yang konstruktif kepada guru terkait dengan implementasi visi dan misi sekolah dalam perilaku mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi kelas, diskusi rutin, dan evaluasi kinerja.

Guru perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan penyusunan dan penyempurnaan visi dan misi sekolah. Dengan melibatkan guru dalam proses tersebut, mereka akan merasa memiliki dan lebih termotivasi untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

Pengakuan dan Penghargaan. Penting bagi kepemimpinan sekolah untuk mengakui dan menghargai upaya serta kontribusi para guru dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Pengakuan ini dapat berupa apresiasi secara publik, pemberian penghargaan, atau insentif lain yang dapat meningkatkan motivasi guru.

Pengintegrasian Visi dan Misi dalam Kultur Sekolah. Visi dan misi sekolah harus menjadi bagian integral dari kultur sekolah. Kepemimpinan sekolah perlu memastikan bahwa nilai-nilai dan tujuan sekolah tercermin dalam setiap aspek kehidupan sekolah, termasuk kebijakan, prosedur, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Evaluasi dan Pemantauan Berkelanjutan. Sekolah perlu melakukan evaluasi dan pemantauan secara berkala terhadap implementasi visi dan misi sekolah dalam perilaku guru. Hal ini akan membantu dalam mengidentifikasi area-area yang perlu perbaikan dan memastikan kesesuaian antara praktik-praktik dengan tujuan sekolah

  

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

 

Pentingnya implementasi visi dan misi sekolah dalam membentuk perilaku guru di lingkungan sekolah. Berdasarkan temuan, dapat disimpulkan bahwa:

 

Guru memiliki peran yang sangat signifikan dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Perilaku dan praktik pengajaran mereka secara langsung mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan sekolah.

Meskipun visi dan misi sekolah telah ditetapkan, implementasinya tidak selalu mudah dilakukan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi sejauh mana visi dan misi tersebut tercermin dalam perilaku guru, termasuk dukungan kepemimpinan, motivasi guru, dan lingkungan kerja.

 Dukungan dan arahan dari kepemimpinan sekolah sangat penting dalam memastikan bahwa visi dan misi sekolah terintegrasi dalam praktik sehari-hari guru. Kepemimpinan yang kuat mampu menginspirasi dan memotivasi guru untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan sekolah.

Komunikasi yang jelas dan konsisten tentang visi dan misi sekolah merupakan elemen kunci dalam memastikan pemahaman dan kesadaran yang baik di kalangan staf guru. Komunikasi ini harus bersifat terbuka, transparan, dan terus-menerus diperbarui.

Evaluasi yang teratur terhadap implementasi visi dan misi sekolah dalam perilaku guru diperlukan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan yang dihadapi. Pembinaan dan pengembangan profesional juga penting untuk mendukung guru dalam meningkatkan praktik mereka.

Penting untuk menjaga konsistensi dan kontinuitas dalam implementasi visi dan misi sekolah. Hal ini memerlukan upaya berkelanjutan dari seluruh komunitas sekolah untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan tujuan sekolah tetap menjadi fokus utama.

Dengan memahami dan mengakui kompleksitas implementasi visi dan misi sekolah dalam perilaku guru, sekolah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat hubungan antara visi dan misi dengan praktik pengajaran guru, sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun