Mohon tunggu...
Limbuk Cangik
Limbuk Cangik Mohon Tunggu... -

Pengamat Sosial & Politik Nasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membongkar Misi Ganda Sudirman Said

7 Januari 2018   01:26 Diperbarui: 7 Januari 2018   01:45 6885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para eks KPK berkumpul mulai dari Chandra Hamzah, Bambang S Widjojanto, Adnan Pandupradja sementara Erry Riyana Hardjapamekas ditempatkan diluar sistem, namun masih terkoneksi. Abraham Samad diposisikan sangat hati-hati kasusnya dengan PDIP sangat riskan bila ia disertakan dalam percaturan politik, namun Abraham Samad menempel terus dengan Bambang S Widjojanto.

"Alumni KPK Connection" ini kemudian dipadukan dengan jaringan bisnis Sudirman Said, Indika Energy dimana banyak CEO-nya bermain dalam kampanye Pilkada 2017, selain itu digerakkan juga jaringan jaringan LSM. Namun yang lebih mengerikan adalah masuknya KPK sebagai "pemain penting" dalam pertarungan menuju 2019.

Ada kartu lagi yang kemudian dimainkan Sudirman Said, yaitu : Novel Baswedan, sepupu Anies Baswedan. Penempatan Novel sendiri adalah rekomendasi dari Anies kepada Sudirman Said, "bahwa sepupunya ada di Polisi Bengkulu. Dari sini kemudian Sudirman bisa menempatkan orang sebagai operator di level pelaksana tingkat menengah, dan kelak menjadi pemain penting dalam penyusupan KPK sebagai 'tangan kekuasaan'.

Operasi-operasi penting dilakukan oleh Novel Baswedan, namanya terus mencuat. Di satu sisi ia membangkitkan semangat para pegawai KPK, di sisi lain ia menjadi tangan dari Sudirman Said dan Anies Baswedan untuk menjadikan KPK sebagai "Kartu Politik Penting" yang bisa dikeluarkan di saat yang tepat.

Sementara ketua KPK saat itu, Abraham Samad adalah seorang ahli drama yang ciamik, ia mampu menggabungkan penangkapan dengan drama dan blow up media. Namun jelas terbukti Abraham Samad melakukan negosiasi politik untuk menjadikan dirinya Wakil Presiden bersama Jokowi, namun ia sendiri beranggapan bahwa langkahnya mendekat ke Jokowi dihalangi oleh Komjen Budi Gunawan. Yang kemudian meledaklah drama penghalangan Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri oleh Abraham Samad pada awal tahun 2015.

Abraham Samad, kemudian mundur dari KPK setelah kasus "barter politik" terkuak. Kini tinggal-lah Novel Baswedan yang berperanan.

Melihat kondisi betapa lemahnya posisi Ketua KPK dari intrik politik, maka Sudirman Said melirik level menengah KPK sebagai kekuatan baru, dan menjadikan Novel Baswedan sebagai "Branding KPK".

Pilkada DKI semakin ramai, setelah Ahok blunder di Pulau Seribu dengan ucapan "Al Maidah"-nya membuat banyak lawan lawan politik pasang kuda kuda. Tiba-tiba muncul SBY untuk menjadikan anaknya sebagai Cagub guna menantang Ahok, Sudirman Said pun meminta Boss Indika Energy, ditempatkan di kubu SBY. Ia sendiri menggunakan lingkaran alumni KPK untuk membantu Anies Baswedan.

Perang-pun dimulai, kubu SBY tanpa sadar diumpankan ke dalam gerakan penghancuran Ahok, dan SBY dengan tim-nya terjebak dalam permainan. Ia dikucilkan baik oleh Jokowi dan Prabowo. SBY menjadi bulan-bulanan politik.

Sementara SBY menjadi bulan-bulanan politik, tim Anies Baswedan dengan strategi Eep Saifullah menggunakan jaringan masjid memperkuat sound gerakan 212, jaringan SBY diumpan untuk memancing lawan, dan kubu Anies tiarap. SBY digebuki habis oleh kubu pendukung Ahok, jaringan Anies terus bergerilya ia mendapatkan keuntungan besarnya.

Sejarah membuktikan, Ahok dipenjara dan Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI. Keberhasilan ini membuat Sudirman Said menjadi ketua tim sinkronisasi, sebuah posisi penting untuk mengatur dan merekayasa jabatan. Langkahnya jelas Pemilu 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun