Dan Sudirman Said terus menjadi tangan untuk melancarkan operasi operasi penghancuran ini, sekaligus melancarkan ambisi politiknya. Menguasai Golkar dan menjaring dukungan agar menguasai Jawa Tengah. Operasi penguasaan Jawa Tengah ini adalah bagian dari operasi menguasai Jawa secara keseluruhan dalam Pilkada serentak 2018 oleh kelompok JK, setelah kubu Sudirman Said menguasai DKI Jakarta, dan Sudirman diangkat menjadi Ketua Tim Transisi DKI, maka penguasaan Jawa Tengah menjadi sasaran berikutnya. Karena Jawa Tengah punya titik lemah, dimana Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dan satu satunya calon terkuat dalam Pilkada 2018, ada namanya dalam list tuduhan kasus E-KTP. Ini mangsa terbaik bagi Sudirman Said untuk menempatkan Ganjar sebagai sasaran antara sebelum sasaran sebenarnya. Dan untuk menyikat Ganjar maka Setya Novanto sekali lagi dimainkan.
"Teori Relasi-Kepentingan" Dalam Memahami Kaitan Sudirman Said dan KPK
Dalam memahami sesuatu, fungsi profilling dan keterkaitan tindakan sangat penting dilakukan. Hubungan Sudirman Said dengan Ari Soemarno kemudian memperkuat jaringan kepentingan migas-nya termasuk digunakannya Concord dan Indika Energy, serta Sudirman Said menjadi 'tangan penting' Jusuf Kalla di Kabinet Jokowi, Pemecatan Sudirman Said oleh Jokowi karena kasus PLN, Â Pilkada 2017, Anies Baswedan, Novel Baswedan sampai ke jejaring LSM, akan menjelaskan ini semua. Bahwa tak ada yang paling menakutkan bila digunakan instrumen KPK sebagai kepentingan politik.
Karir Sudirman Said yang paling penting sebenarnya adalah "membangun LSM" yang ditujukan untuk anti korupsi dan "penyelenggaraan pemerintahan yang bersih" inilah branding yang kemudian namanya dijadikan alat untuk "menutupi" sesuatu yang sesungguhnya. Fungsi branding sangat penting dijaman yang penuh tontonan dan artifisial seperti ini, termasuk dalam politik.
Branding nama Sudirman Said inilah yang kemudian dibaca oleh Ari Soemarno, untuk melakukan counter terhadap Reza Chalid di Petral, dengan dalih membangun sistem yang bersih, disini sebenarnya persaingan bisnis di internal Pertamina bermula. Kisah antara Ari Soemarno dan Sudirman Said kelak akan menjelaskan kisah selanjutnya dimana digunakannya sebuah entitas anti korupsi untuk membangun kekuasaan baru yang koruptif.
 Ari Soemarno, adalah pepunden awal Sudirman Said dalam bisnis energy. Saat menjabat Direktur PT Petral --sebuah anak perusahaan Pertamina yang digunakan untuk melakukan pembelian minyak dan beroperasional sepenuhnya di Singapura -- Ari Soemarno mempelajari banyak hal soal bisnis perdagangan minyak. Disini Ari
memenangkan pertarungan menjadi Ketum Golkar. Maka kemudian melebar menjadi pertarungan non AD/ART, yang bersifat intelijen puncaknya adalah tersebarnya rekaman Novanto, banyak orang menganggap itu adalah tindakan inisiatif Sudirman Said, namun pada nyatanya rekaman itu adalah "mainan" KPK, bila ini terbukti maka jelas KPK sedang bermain politik.
Operasi penghancuran Novanto terus menerus dilakukan oleh kelompok JK dengan jaringan rahasianya. Dan kali ini digunakanlah KPK lewat beberapa aksi penyusupan (infiltrasi) ke dalam Manajemen level tengah KPK.
Dan Sudirman Said terus menjadi tangan untuk melancarkan operasi operasi penghancuran ini, sekaligus melancarkan ambisi politiknya. Menguasai Golkar dan menjaring dukungan agar menguasai Jawa Tengah. Operasi penguasaan Jawa Tengah ini adalah bagian dari operasi menguasai Jawa secara keseluruhan dalam Pilkada serentak 2018 oleh kelompok JK, setelah kubu Sudirman Said menguasai DKI Jakarta, dan Sudirman diangkat menjadi Ketua Tim Transisi DKI, maka penguasaan Jawa Tengah menjadi sasaran berikutnya. Karena Jawa Tengah punya titik lemah, dimana Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dan satu satunya calon terkuat dalam Pilkada 2018, ada namanya dalam list tuduhan kasus E-KTP. Ini mangsa terbaik bagi Sudirman Said untuk menempatkan Ganjar sebagai sasaran antara sebelum sasaran sebenarnya. Dan untuk menyikat Ganjar maka Setya Novanto sekali lagi dimainkan.
 "Teori Relasi-Kepentingan" Dalam Memahami Kaitan Sudirman Said dan KPK
Dalam memahami sesuatu, fungsi profilling dan keterkaitan tindakan sangat penting dilakukan. Hubungan Sudirman Said dengan Ari Soemarno kemudian memperkuat jaringan kepentingan migas-nya termasuk digunakannya Concord dan Indika Energy, serta Sudirman Said menjadi 'tangan penting' Jusuf Kalla di Kabinet Jokowi, Pemecatan Sudirman Said oleh Jokowi karena kasus PLN, Â Pilkada 2017, Anies Baswedan, Novel Baswedan sampai ke jejaring LSM, akan menjelaskan ini semua. Bahwa tak ada yang paling menakutkan bila digunakan instrumen KPK sebagai kepentingan politik.