Â
Ulah Sudirman Said di Kabinet Jokowi
Sudirman Said akhirnya masuk kabinet Jokowi 2014 dengan posisi amat penting yaitu : Menteri ESDM. Ini mengejutkan banyak orang karena Sudirman Said "jelas bukan siapa siapa". Dan Sudirman Said juga berada dalam posisi gamang, patronnya Ari Soemarno tidak masuk dalam kabinet, karena disitu sudah ada Rini Soemarno, yang ditempatkan Jokowi ke posisi Menteri BUMN. Â Rini Soemarno adalah bontot dari keluarga Soemarno, ia menjadi pemain penting dalam kabinet Jokowi, dan tidak etis bila kemudian ada saudara kandung di dalam kabinet Jokowi, aroma nepotisme sangat kental, maka Ari Soemarno mengalah.
Sudirman Said tidak bisa menjadikan Rini sebagai "teman" karena Rini dianggap punya "kepentingan sendiri", yang paling aman adalah ia menjalin kekuatan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Banyak orang mengira masuknya Sudirman Said adalah atas berkat rekomendasi Jusuf Kalla, padahal Sudirman Said adalah bayang bayang dari Ari Soemarno di Kabinet. Namun kemudian perlahan Sudirman Said malah jadi tangan kanan JK. Dan Jusuf Kalla pun banyak berkepentingan dengan Sudirman Said, karena mayoritas proyek proyek jaringan JK ada di Pembangkit listrik, ini artinya PLN harus dikendalikan.
Sudirman Said pun mulai mengumpulkan kawan kawan lama dalam jaringan perkenalannya, termasuk Kuntoro Mangkusubroto. Dulu di masa perbaikan tsunami aceh, Kuntoro adalah Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh Pasca Tsunami, sementara Sudirman Said  Deputi Bidang Komunikasi, Informasi, dan Hubungan Kelembagaan, Proyek Badan Pelaksana ini terjadi tahun 2005, di masa itulah Sudirman Said juga melebarkan jaringan perkenalannya dengan LSM-LSM yang semakin memperkuat pengaruhnya dalam jaringan LSM. Kuntoro kemudian ditarik oleh Sudirman Said menjabat Komisaris PLN, fungsinya mengamankan seluruh proyek yang jadi tanggung jawab Sudirman dengan kroni-nya serta mengawasi jajaran Direksi PLN yang bukan berasal dari kelompoknya.
Sadar akan posisi yang penting, Sudirman Said mulai memainkan kartunya, ia tak ingin misi-nya gagal seperti kasus 2009, dimana Ari Soemarno digeser dari Pertamina, dan ia juga gagal menjadikan Concord sebagai perusahaan besar pada tahun 2009 karena Ari diberhentikan. Sekaligus ia ingin mencoba lagi "Permainan Minyak Libya" dilakukan di Pertamina, seperti apa yang ia lakukan pada tahun 2009.
Untuk itu dia menggunakan dua misi : "Pertama, mengefektifkan mesin mesin LSM jaringannya untuk menggalang opini publik, dan kedua, menjalin kekuatan dalam politik", Kedua menjalankan amanah tertunda dari Ari Soemarno untuk membesarkan ISC di dalam tubuh Pertamina dan membesarkan Petral, seraya mengamankan proyek proyek Jusuf Kalla di PLN.
Langkah awal di Kementerian ESDM adalah melakukan jebakan rekaman ke Setya Novanto dengan memanfaatkan jaringan di KPK, rekaman yang dihadiri Maroef Sjamsudin, dirut PT Freeport Indonesia, M Reza Chalid, dan Setya Novanto. Dalam rekaman itu becandaan Novanto menjadi amat viral. Dan dasar rekaman itu Sudirman Said mengadu ke Presiden dengan tuduhan Novanto mencatut nama Presiden.
Tetapi dibalik itu sebenarnya Sudirman Said ingin menjaga kepentingan Jusuf Kalla soal Freeport. Menjelang pergantian kekuasaan di Indonesia antara SBY dan Jokowi, Presiden SBY melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, disana akan ditandatangani perjanjian MoU dengan PT Freeport Indonesia, ternyata ada Sofyan Wanandi di waktu yang tepat untuk membatalkan saja dulu perjanjian itu seraya menunggu terbentuknya pemerintahan baru Jokowi.
Sofyan Wanandi lantas menendang bola Freeport ke Jusuf Kalla. Setelah bola dipegang Jusuf Kalla, lantas JK mendesain agar Freeport tetap aman dikelompoknya. Ada tiga perusahaan yang akan mengendalikan Freeport sebagai pemasok, yaitu : Bosowa, Bukaka dan Indika Grup.