Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Andai Aku Nobita

29 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:11 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada waktu untuk memasak. Delivery pizza menjadi alasan. Lagi-lagi Calvin menyuapi Arini. Disuapkannya potongan-potongan pizza dengan sabar. Selesai makan, Calvin membantu Arini mengerjakan PR. Dia senang sekali bisa mengajari Arini. Blessing in disguise dari pertengkaran Alea dan Jose: lebih banyak kesempatan untuk Calvin melakoni peran seorang ayah.

Pukul sembilan tiba. Jose dan Alea belum juga pulang. Calvin menidurkan Arini. Dia peluk tubuh Arini sampai anak itu tertidur. Belaian hangat, pelukan, dan ciuman kening dari Calvin membuat Arini tidur pulas.

Lima menit setelah Arini terlelap, Jose pulang. Ia senang dan tak menyangka karena Calvin menjaga putri semata wayangnya.

"Sorry Calvin, aku ada urusan di luar tadi..."

"Ada urusan atau kabur dari masalah?" potong Calvin tajam.

Jose terdiam. Calvin berjalan memutari kursi rodanya.

"Kalau kamu tidak mau peduli lagi pada Arini, serahkan padaku."

Tangan Jose terkepal. Ia merasa terintimidasi.

"Merasa terancam? Arini lebih penting saat ini. Takkn kubiarkan penerus keluarga kita jadi broken kids hanya karena keributan yang diciptakan sendiri oleh orang tuanya." ucap Calvin tenang.

Sebuah ancaman serius. Broken kids tak selalu berasal dari sepasang orang tua yang bercerai. Orang tua yang terus mempertontonkan perselisihan di depan anak pun rentan menghasilkan produk yang sama.

**   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun