Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Andai Aku Nobita

29 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:11 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, ini tujuan Calvin menemuinya. Sebuah keputusan bijak ketika Calvin mengajaknya bicara di luar rumah. Waktunya tepat sekali. Calvin bertemu Alea saat Jose sibuk mengurus Arini.

"Aku sedih karena Jose terus-terusan cemburu padaku. Aku tak tau lagi bagaimana menghadapi suamiku. Semua yang kulakukan rasanya sia-sia. Dia hanya mau mendengarkan Arini. Entah aku dianggap apa olehnya. Padahal aku sudah melakukan yang terbaik untuknya."

Dan...tumpahlah beban itu. Kristal bening berjatuhan dari mata Alea. Calvin membelai punggung Alea. Kesedihan membanjiri hatinya. Apa kurangnya wanita ini? Tiap aspek dalam diri Alea didambakan semua wanita. Siapa pun pendamping hidupnya seharusnya bersyukur memiliki istri sesempurna itu.

"Keluarkan semuanya, Alea. Keluarkan..." Calvin terus membelai punggung ibu satu anak itu.

Alea terisak. Ia nyaman, nyaman sekali di dekat Calvin. Seberkas cinta itu masih ada. Calvin akan selalu menjadi cinta dalam hidupnya.

Tidak, Calvin tidak bisa melihat Alea menangis. Separuh hidupnya terlewati bersama perempuan cerdas ini. Dalam gerakan slow motion, Calvin merengkuh Alea. Tak ada penolakan. Tak ada kepura-puraan.

Calvin dan Alea berpelukan. Bertahun-tahun lewat sejak terakhir kali Alea dipeluk seerat ini oleh cinta pertamanya. Ini pelukan pertama Calvin untuk Alea ssejak mereka berdua sama-sama terikat pernikahan.

Cairan dari mata Alea tumpah membasahi jas Calvin. Pemiliknya tak peduli. Ketenangan ibu dari keponakannya, itu yang terpenting.

"Oh Calvin, sorry...sorry. Aku menambah bebanmu. Harusnya aku yang menjadi penopangmu."

"No problem. Kamu..."

"Astaga, apa yang kalian lakukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun