"Hei...Pretty Girl, why are you so sad?" tanya wanita muda blasteran Indo-Inggris itu penuh perhatian.
"Ayah sama Bunda pergi. Arini nggak tahu kemana." sahut Arini sedih.
"Oh iya...tadi Auntie Rossie lihat Bunda kamu pergi."
"Alea pergi kemana, Rossie?" Calvin menyela tak sabar.
Rossie mengangkat bahu. "I duno, Calvin. Aku hanya melihat Alea naik taksi."
Satu hal sudah jelas. Jose dan Alea bepergian secara terpisah. Arini tertunduk dalam. Hati Calvin tercabik sedih dan bingung.
"Sudah, sudah. Jangan sedih lagi ya...Arini cobain dulu kue buatan Auntie. Pasti Arini suka." Rossie menawari.
Arini menurut. Diraihnya sepotong cup cake. Di sampingnya, Calvin tak bisa mencegah. Dia teringat ucapan Jose tentang Rossie dan Adica: pasangan Barbie-Kent yang selalu gagal dalam eksperimen memasak.
Sedetik. Tiga detik. Lima detik, Arini memuntahkan kembali cup cakenya. Anehnya, Rossie tetap tersenyum.
"Itu Adica yang buat." Rossie menjawab santai saat ditanya Calvin.
Entah siapa yang masakannya lebih parah, Adica atau Rossie. Calvin berani bertaruh, sepiring cup cake ekstra pahit plus kebanyakan susu itu tersaji pula di rumahnya.