Dan biarkan memilih yang lain
Tapi jangan pernah kaudustai takdirmu
Pasti itu terbaik untukmu
Janganlah lagi kau mengingatku kembali
Aku bukanlah untukmu
Meski ku memohon dan meminta hatiku
Jangan pernah tinggalkan dirinya untuk diriku
Lagu itu teramat sedih. Upright piano di balkon penthouse mewah milik Ayah Calvin jadi saksinya. Sivia menyuarakan kepedihan hatinya.
"Kenapa sedih, Sivia? Aku tidak akan meninggalkanmu..." Ayah Calvin berujar lembut. Kedua tangannya membelai rambut Sivia.
"Kau akan meninggalkanku...karena kau tak bisa meninggalkan Dia."
Ayah Calvin menghela nafas. Dapat dibacanya pancaran kesedihan di mata gadis itu.