"Sulit bagi Ayah untuk terus terang padamu. Ayah takut kamu sedih, Sayang." ujar Ayah Calvin lembut.
Kedua mata Jose mengerjap. Rasanya sakit. Mata dan hatinya perih sekali.
"Mau dengar ceritanya, Sayang? Kamu sudah siap? Setelah ini, kamu boleh marah dan melukai Ayah lagi."
** Â Â
22 Mei, kerusuhan pecah. Kendaraan-kendaraan berlapis baja ditempatkan di depan kantor. Orang-orang berbaju putih dan hitam menyerbu jalanan. Kalimat-kalimat brbahasa Arab dipekikkan.
Situasi negara kacau gegara pesta demokrasi. Sebagian orang tak terima dengan kekalahan. Mereka memutuskan berdemonstrasi.
"Menangkan 02! Diskualifikasi 01!"
"Bangsa kita butuh pemilihan yang adil!"
"Jangan biarkan kafir memimpin lagi!"
Ayah Calvin terjebak di antara kepungan massa. Mobilnya dibakar. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena lewat depan kawasan perkantoran. Andai saja tadi ia lewat jalan tikus, atau sekalian saja tak usah keluar rumah.
"Ganyang 01! Ganyang kafir! Bunuh asing!"