Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Pasangan Penyintas Kanker, Tsunami, dan Rinai Air Mata

26 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 26 Desember 2018   07:09 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata terakhir, Adica memberi tatapan membunuh ke arah Deddy. Beraninya mengatai Umminya menyeramkan. Mengabaikan penilaian Deddy, Arlita kembali menginterogasi.

"What happen with you, Deddy?"

"Just remember my wife."

Arlita terenyak. Yang lain terdiam seketika. Sejurus kemudian, Deddy berjalan menaiki panggung tempat live music. Calvin dan Adica berlari menyusulnya.

"Om Deddy mau nyanyi? Sini, aku iringi." Calvin bersiap di depan grand piano.

Adica berdiri membawa biolanya. Nada-nada mengalun indah. Deddy bernyanyi dengan suara barithonnya.


Semua telah berakhir

Tak mungkin bisa dipertahankan

Hanya luka jika kita bersama

Karma jalan ini memang berbeda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun