Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Pasangan Penyintas Kanker, Tsunami, dan Rinai Air Mata

26 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 26 Desember 2018   07:09 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abi Assegaf bernafas berat. Dia ubah-ubah posisi tidurnya. Arlita dan Adica bergantian membelai-belai punggungnya.

"Ini hanya abu jenazah. Istriku tidak akan berubah menjadi hantu." jelas Deddy.

"Aku tidak takut dengan hal semacam itu, Deddy. Aku hanya teringat prosesi kremasi Karin. Kremasi itu menakutkan."

Deddy memeluk erat peti kayu itu. "Maaf, Assegaf. Aku tak bisa lama-lama berpisah dengan abu jenazah istriku."

Stage manager melambaikan tangan, menepis permintaan maaf gadis itu. Si putri kampus naik ke panggung dengan membawa rasa bersalah. Durasinya dimulai.

Malam ini, Syifa menjadi MC untuk acara gathering perusahaan berlian rekanan bisnis Abi Assegaf. Ia mendapat job bukan semata karena nepotisme. Melainkan karena ia benar-benar berkompeten.

Syifa sukses membawakan acara itu. Terbiasa tampil di atas panggung membuatnya tak canggung lagi. Pemenang putri kampus masa tak bisa menjadi master of ceremony?

Di atas panggung, Syifa tampil anggun, elegan, ekspresif, dan ceria. Dia banyak berinteraksi dengan peserta gathering. MC salah satu job sampingan yang paling menyenangkan baginya. Selain modeling tentunya. Inilah namanya bekerja dengan passion. Gadis cantik itu telah melupakan kilatan bunga api yang dilihatnya.

Bulan purnama membulat sempurna di langit. Air laut mendadak surut. Syifa tak melihatnya. Justru nalar kewaspadaan para keluarga pesisir menyala. Tahu tanda bahaya, mereka buru-buru menyingkir.

Menyingkir sejenak dari mansion mewah untuk menjaga Abi Assegaf di rumah sakit, itulah yang dilakukan Deddy. Ditemaninya Abi Assegaf seraya memangku peti abu jenazah Karin. Assegaf dan Karin, hanya dua nama itu yang tercatat di benaknya kini.

"Kini saatnya lagu kedua...tadi setelah lagu pertama yang keren punya, kita dengarkan lagu selanjutnya." Syifa sejenak menyampaikan kesan penampilan lagu pertama dari band lokal pengisi acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun