Mendengar kata terakhir, Adica memberi tatapan membunuh ke arah Deddy. Beraninya mengatai Umminya menyeramkan. Mengabaikan penilaian Deddy, Arlita kembali menginterogasi.
"What happen with you, Deddy?"
"Just remember my wife."
Arlita terenyak. Yang lain terdiam seketika. Sejurus kemudian, Deddy berjalan menaiki panggung tempat live music. Calvin dan Adica berlari menyusulnya.
"Om Deddy mau nyanyi? Sini, aku iringi." Calvin bersiap di depan grand piano.
Adica berdiri membawa biolanya. Nada-nada mengalun indah. Deddy bernyanyi dengan suara barithonnya.
Semua telah berakhir
Tak mungkin bisa dipertahankan
Hanya luka jika kita bersama
Karma jalan ini memang berbeda