Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Selingkuh Hati Malaikat Tampan] Cinta Dua Hati

13 September 2018   06:00 Diperbarui: 13 September 2018   07:51 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan Calvin Wan namanya bila tenggelam dalam kesakitan terlalu lama. Diraihnya iPad. Ia buka artikel terbarunya. Sebuah renungan tentang melihat gelas setengah isi dan setengah kosong. Gelas hanyalah analogi. Maksud sebenarnya, Calvin ingin mempengaruhi pikiran pembacanya untuk melihat permasalahan dari segi positif. Jika terus-menerus melihat sesuatu dengan negatif, yang akan muncul adalah perasaan lelah.

"Artikelmu hari ini bagus, Calvin." puji Revan.

"Sudah ku-share di WA grup dosen dan pimpinan universitas."

Calvin hanya tersenyum. Ia melirik ke kaca. Revan mengarahkan mobil ke sebuah cafe favorit mereka.

**     

Cafe bernuansa vintage itu tak berubah. Kursi-kursi dan meja kayu, lantai parket, dan perabotan berwarna coklat gelap menciptakan kesan teduh. Tak banyak pengunjung ketika Calvin dan Revan tiba. Seperti biasa, pilihan mereka jatuh pada meja di dekat panggung.

"Lama banget kita nggak ke sini ya, semuanya masih sama." Revan berkomentar.

"Yups. Kamu kelamaan sih tugas mengajarnya." Calvin setengah menggoda.

"Bukan aku yang mau, Calvin. Tapi kampusku..." Revan membela diri.

Waiters datang menanyakan menu. Revan memilih menu yang sama: Sirloin steak dan vanilla milkshake. Calvin tak memesan apa pun. Sukses membuat Revan kebingungan.

"Kenapa?" tanya Revan begitu urusan menu selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun