Ya, Allah, mengapa Calvin bisa begitu ikhlas? Mengapa pria yang telah mengalami banyak kesedihan itu ikhlas menerima bentuk-bentuk diskriminasi?
Kini Calvin tak setegap dan segagah dulu. Kesehatannya menurun selama beberapa tahun terakhir. Sisa-sisa kekuatannya mulai memudar. Namun, penyakit tak melunturkan keikhlasan dan kebaikan hatinya.
"Ayo kita keluar, Revan. Yang lain sudah menunggu." ajak Calvin seraya bangkit berdiri.
Dari sudut mata, Revan memperhatikan Calvin. Gerakannya tak selincah dulu. Ia sangat berhati-hati ketika berdiri. Dua detik lamanya Revan melihat jelas Calvin kesakitan.
Rasa sakit dan mual datang tanpa permisi. Membuat Calvin terbungkuk dan merintih tanpa sadar. Ya, Allah, jangan sekarang, bisik hati kecilnya.
** Â Â
Sedihnya jangan lama-lama
Nanti kau bisa mati rasa
Tegarkan hatimu
Dan melangkahlah (Tiffany Kenanga-Jangan Bersedih).
** Â Â