Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Akankah Kau Melupakanku?

17 Januari 2018   05:56 Diperbarui: 17 Januari 2018   06:00 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Calvin...bagaimana bila aku membuat malu keluarga? Bagaimana bila aku menjatuhkan sesuatu di depan mereka? Bagaimana bila mereka tidak melibatkanku lagi seperti kejadian tahun lalu?"

"Ingat pesanku? Jangan terlalu banyak khawatir. Khawatir hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang tidak punya kualitas setinggi dirimu. Kamu bisa lebih dari itu, My Lovely Silvi. Harusnya tak perlu khawatir."

Makin dalam Silvi menenggelamkan tubuhnya di pelukan Calvin. Mestinya ia malu pada pria baik hati ini. Kondisi Calvin jauh lebih parah darinya. Kanker ginjal, Hipernefroma stadium lanjut. Sedangkan dirinya? Hanya alergi biasa. Divonis kanker, entah akan sembuh atau tidak, Calvin tetap kuat. Tetap tegar dan menjalani hidupnya dengan optimis.

"Baiklah, akan kucoba. Tapi, izinkan aku tinggal di sini sampai akhir pekan. Boleh kan?" rajuk Silvi manja.

"Sure." Calvin tersenyum, mempererat pelukannya.

Silvi berangsur lebih tenang. Calvin melepaskan pelukannya dan melanjutkan membacakan buku itu untuknya.

"Ini sedekah atas nama istri saya. Doakan dia agar dia sehaat dan dilindungi Allah."

Kembali Silvi terhanyut dalam pusaran kisah indah. Dia suka mendengarnya. Suara Calvin bagus. Empuk dan hearable. Jenis suara bass, ambitusnya lebih rendah dibandingkan tenor dan bariton. Jenis dan kualitas suara tiap individu beragam. Ada yang terlahir dengan struktur pita suara yang sempurna, dan pada dasarnya suaranya memang bagus. Ada yang suaranya bagus untuk bercerita, berbicara, dan bernyanyi. Ada pula yang suaranya bagus hanya ketika digunakan untuk bernyanyi saja, atau story telling dan aktivitas lainnya yang mengandalkan kemampuan public speaking. Dan Calvin ternyata memiliki itu. Suaranya bagus dan empuk, mikrofonik. Jenis suara bassnya cukup lembut, cocok untuk menjadi story teller atau broadcaster. Silvi bukan asal menilai. Ia mantan ketua paduan suara. Sudah sering mengetes jenis suara dan mengklasifikasikannya. Mudah mengenali karakter suara tiap orang.

"Thank you very much. Ameen."

Silvi mendengarkan dengan kagum. Tak hanya suaranya yang bagus, Bahasa Inggrisnya pun fasih. Pria bersuara bagus, batinnya kagum. Di mata Silvi, pria bersuara bagus lebih seksi dan charming.

**      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun