"Calvin...bagaimana bila aku membuat malu keluarga? Bagaimana bila aku menjatuhkan sesuatu di depan mereka? Bagaimana bila mereka tidak melibatkanku lagi seperti kejadian tahun lalu?"
"Ingat pesanku? Jangan terlalu banyak khawatir. Khawatir hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang tidak punya kualitas setinggi dirimu. Kamu bisa lebih dari itu, My Lovely Silvi. Harusnya tak perlu khawatir."
Makin dalam Silvi menenggelamkan tubuhnya di pelukan Calvin. Mestinya ia malu pada pria baik hati ini. Kondisi Calvin jauh lebih parah darinya. Kanker ginjal, Hipernefroma stadium lanjut. Sedangkan dirinya? Hanya alergi biasa. Divonis kanker, entah akan sembuh atau tidak, Calvin tetap kuat. Tetap tegar dan menjalani hidupnya dengan optimis.
"Baiklah, akan kucoba. Tapi, izinkan aku tinggal di sini sampai akhir pekan. Boleh kan?" rajuk Silvi manja.
"Sure." Calvin tersenyum, mempererat pelukannya.
Silvi berangsur lebih tenang. Calvin melepaskan pelukannya dan melanjutkan membacakan buku itu untuknya.
"Ini sedekah atas nama istri saya. Doakan dia agar dia sehaat dan dilindungi Allah."
Kembali Silvi terhanyut dalam pusaran kisah indah. Dia suka mendengarnya. Suara Calvin bagus. Empuk dan hearable. Jenis suara bass, ambitusnya lebih rendah dibandingkan tenor dan bariton. Jenis dan kualitas suara tiap individu beragam. Ada yang terlahir dengan struktur pita suara yang sempurna, dan pada dasarnya suaranya memang bagus. Ada yang suaranya bagus untuk bercerita, berbicara, dan bernyanyi. Ada pula yang suaranya bagus hanya ketika digunakan untuk bernyanyi saja, atau story telling dan aktivitas lainnya yang mengandalkan kemampuan public speaking. Dan Calvin ternyata memiliki itu. Suaranya bagus dan empuk, mikrofonik. Jenis suara bassnya cukup lembut, cocok untuk menjadi story teller atau broadcaster. Silvi bukan asal menilai. Ia mantan ketua paduan suara. Sudah sering mengetes jenis suara dan mengklasifikasikannya. Mudah mengenali karakter suara tiap orang.
"Thank you very much. Ameen."
Silvi mendengarkan dengan kagum. Tak hanya suaranya yang bagus, Bahasa Inggrisnya pun fasih. Pria bersuara bagus, batinnya kagum. Di mata Silvi, pria bersuara bagus lebih seksi dan charming.
** Â Â Â