Air mata Clara kembali mengalir. Tanpa diduga, Calvin mengecup mata wanita cantik itu. Menjilat air matanya.
"Jangan ada lagi air mata di sini," ujarnya lembut.
Hati Clara bergetar hebat. Begini rasanya dicium Calvin Wan. Ternyata tidak hanya sampai di situ saja. Calvin mendekatkan wajahnya ke wajah Clara. Ia mencium lagi kelopak mata Clara. Lalu pipi, dan terakhir...French Kiss. Ya, Calvin Wan sukses memberikan French Kiss pada Clara Carolina. Baru pertama kali Calvin mencium seorang wanita. Sungguh, baru pertama kali. Dan wanita itu adalah Clara.
Ini pun pertama kalinya untuk Clara. Adica sekali pun tak pernah menciumnya. First kiss yang diterimanya justru dari Calvin. Fakta ini mengejutkan, sungguh mengejutkan.
"Clara...aku mencintaimu."
** Â Â Â
Di kanan-kirinya, sepupu-sepupu dan kakak sulungnya tertawa. Saling melontarkan canda sambil menikmati cheese roll, pai buah, kroket, dan beberapa jenis kue lainnya. Mengisi gelas mereka dengan minuman soda, lalu pura-pura bersulang. Silvi tak menikmatinya. Ia justru merasakan sepi di tengah keramaian.
Teringat e-mail Calvin beberapa menit lalu. Kata Calvin, ia harus menikmatinya. Berkumpul di tengah keluarga besar. Sibuk merencanakan pesta pernikahan Intan satu bulan lagi. Gadis bermata biru itu menggigit bibir bawahnya, mencoba menikmati.
Pintu depan terbuka. Clara berjalan masuk dengan mata sembap. Ditingkahi tatapan heran seluruh anggota keluarga.
"Kamu dari mana?" tanya Intan ingin tahu, tersenyum nakal melihat mata dan wajah Clara.
"Not your business." Clara menyahut dingin, lalu duduk di samping Silvi. Mengambil sepotong pai buah dan menuangkan air putih ke gelasnya.