"Good boy. Kapan kamu menyiapkan ini semua, Sayang?" desah Syifa.
"Apa semua kids jaman now secerdas Goldy kita ini ya?" Adica berkata sambil tersenyum.
"Belum tentu." timpal Calvin, mengusap lembut rambut Goldy.
"Cuma anaknya Daddy Calvin yang brilian dan selangkah lebih maju. Iya kan, Sayang?"
Ucapan Calvin ditingkahi anggukan mantap Goldy. "Iya dong. Siapa dulu Daddynya. Daddy Calvin."
Kebekuan mencair. Sedikit demi sedikit, atmosfer kehangatan kembali melingkupi. Khawatir berganti ceria. Masih ada benih harapan tersisa.
Hangatnya suasana tak disia-siakan Calvin. Ia ingin berjalan-jalan di taman rumah sakit. Goldy, Adica, dan Syifa tak punya alasan untuk menolak permintaannya. Mereka bertiga pun menemani Calvin ke taman. Adica dan Syifa bergantian mendorong kursi rodanya. Sedangkan Goldy berjalan di depan mereka, seolah menjadi guide.
** Â Â Â
Sesaat saja tak kauizinkan tuk buktikan
Semua pasti berubah
Andai saja ada kesempatan kauberikan