"Jika semua terapi itu gagal," sela Calvin.
"Berapa lama lagi umur saya?"
Rupanya Calvin sama saja dengan pasien lainnya, pikir Dokter Rustian resah. Mengapa angka-angka itu penting bagi mereka? Tidak adakah pertanyaan lain yang lebih optimis?
"Umur adalah rahasia Tuhan, Calvin." Dokter Rustian mengingatkan dengan bijak.
"Katakan saja, Dokter. Ini penting bagi saya."
"Dengan kemungkinan semua terapi penyembuhan gagal...melihat kondisimu sekarang...kemungkinan kamu hanya bisa bertahan selama satu tahun."
Setahun, hanya setahun. Calvin tertegun mendengarnya. Dikumpulkannya kembali sisa-sisa ketegaran itu. Sedikit sekali sisa waktu yang dimilikinya. Waktu satu tahun yang tersisa tak boleh ia sia-siakan.
** Â Â Â Â
Setengah empat pagi. Masih cukup waktu untuk menunaikan shalat Tahajud. Mengabaikan sakitnya, Calvin turun dari tempat tidur. Mengambil air wudhu. Lalu memulai shalat.
Calvin berdoa dan terus berdoa. Mengharap petunjuk Allah. Ia sama sekali tidak mengharap kesembuhan. Hanya petunjuk yang dicarinya.
Derit pintu dan derap langkah kaki tak membuyarkan konsentrasi Calvin. Kedua matanya terpejam rapat, khusyuk dengan doa-doa dan permohonannya. Hatinya tak henti melantunkan zikir. Ia terus dan terus mendekatkan diri pada Allah.