Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masa Lalu Takkan Membunuh Masa Depan

4 Agustus 2017   06:34 Diperbarui: 4 Agustus 2017   14:30 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh Calvin, jangan sebut-sebut itu lagi. Kamu sempurna dan kuat, Calvin." cegah Nyonya Calisa setengah panik.

"Kenyataannya aku memang mandul, Calisa. Apa lagi yang harus dibantah?"

Seketika Nyonya Calisa teringat pembicaraannya dengan Nyonya Lidya. Ia tak menceritakannya. Berbahaya bagi kondisi psikologis Tuan Calvin. Pertemuan rutin keluarga pun berbahaya.

**     

Di antara para menantu dalam keluarga besar itu, Tuan Calvin yang paling tampan. Berbanding lurus dengan Nyonya Calisa di antara saudara-saudaranya. Sayangnya, sambutan Nyonya Lidya berubah dingin saat berhadapan dengan menantunya yang paling tampan itu.

"Hmm...kamu datang juga." tukas Nyonya Lidya. Menolak saat Tuan Calvin ingin menjabat tangannya.

Sedih dan menyesal, Tuan Calvin menarik kembali tangannya. Tak menduga sikap Nyonya Lidya seperti itu. Nyonya Calisa memandang masygul ibu kandungnya.

Sikap anggota keluarga lainnya tak jauh berbeda. Tuan Calvin tak lagi dipuji dan disambut hangat. Tatapan-tatapan tajam kini tertuju ke arahnya. Menuntut tanpa kata: masih pantaskah pria infertil sepertinya berjalan di samping Nyonya Calisa?

"Maafkan mereka ya...?" bisik Nyonya Calisa.

"Tidak apa-apa." Tuan Calvin menenangkan. Berusaha mengabaikan sikap sinis dari keluarga istrinya.

"Kamu kuat ya? Semuanya akan baik-baik saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun