** Â Â Â
Menjelang pagi, segalanya mulai membaik. Bermula saat tiba waktu Subuh. Tuan Calvin berkeras shalat dengan berdiri seperti biasa. Sekeras apa pun Nyonya Calisa melarang, ia tetap teguh pada keinginannya. Ibadah nomor satu. Tak boleh ada kompromi. Begitulah prinsipnya.
Allah tak pernah tidur. Kesungguhan berbalas kekuatan. Tuan Calvin menemukan kekuatan baru selesai menunaikan shalat Subuh. Nyonya Calisa senang dan bersyukur karenanya.
"Calvin, hari ini Mama mengundang kita datang ke pertemuan keluarga." kata Nyonya Calisa.
"Iya, Calisa. Kita akan datang. Tapi setelah ke panti asuhan ya?" sahut Tuan Calvin.
Satu kebiasaan baik Tuan Calvin: beramal dan berbagi tiap Hari Jumat. Ia selalu menyempatkan waktu di hari baik itu untuk berbagi. Entah itu berbagi makanan gratis pada orang-orang tidak mampu, mengundang beberapa anak yatim untuk makan siang, memberikan bantuan ke rumah singgah khusus anak pengidap kanker, dan menyantuni panti asuhan. Kebiasaan yang diwariskan dari Nyonya Lola. Calvin terinspirasi oleh kebaikan hati Nyonya Lola.
"Betul...ini Hari Jumat. Apa yang perlu kusiapkan, Calvin? Memasak atau membeli makanan? Membelikan pakaian?" Nyonya Calisa bertanya sigap.
"Tidak usah, Calisa. Aku sudah menyiapkannya. Hari ini aku mau ke panti asuhan. Memberikan uang untuk mereka. Kamu ikut saja." Tuan Calvin tersenyum kecil melihat semangat istri cantiknya.
Sesaat Nyonya Calisa melirik suaminya. Mata Tuan Calvin terlihat merah. Masih membekas gurat keletihan di wajah tampannya. Jelas saja, efek tak tidur semalam. Akan tetapi pancaran antusias tak pernah pudar dari wajah Tuan Calvin.
** Â Â Â
Calvin Wan dan Dinda Calisa. Pria oriental yang tampan dan wanita blasteran Sunda-Belanda yang cantik. Pasangan serasi. Para pengurus panti dan anak-anak yang tinggal di sana sepakat.