Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masa Lalu Takkan Membunuh Masa Depan

4 Agustus 2017   06:34 Diperbarui: 4 Agustus 2017   14:30 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jauh dariku

Semua telah berubah kini

Engkau berlalu

Engkau jauh

Jauh dariku

Haruskah kulewati hari tanpa dirimu (Afgan-Berlalu).

Kesepuluh jari Tuan Calvin bergerak lincah di atas tuts piano. Sambil memainkan piano, ia menyanyikan lagunya. Menghibur hatinya. Mengobati kepedihan dengan bernyanyi.

Tak satu pun anggota keluarga bisa mencegah. Grand piano yang berdiri anggun di rumah Nyonya Lidya berdenting lembut. Dimainkan dengan mahir oleh Tuan Calvin. Seakan menjadi backsound untuk mengiringi peristiwa yang sedang terjadi.

Wahyu, pria di masa lalu itu, datang kembali. Menuai kekagetan Nyonya Calisa. Langsung saja ia memprotes Mamanya.

"Buat apa mengundang Wahyu, Ma? Dia bukan anggota keluarga kita,"

"Mama harap dia akan menjadi bagian dari keluarga. Dengan menjadi suamimu..." balas Nyonya Lidya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun