Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Masa Lalu Takkan Membunuh Masa Depan

4 Agustus 2017   06:34 Diperbarui: 4 Agustus 2017   14:30 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Terpikirkah oleh kalian untuk membagikan makanan, uang, dan pakaian pada mereka yang membutuhkan tiap Hari Jumat?" lanjut Nyonya Calisa.

Sekali lagi, semuanya terdiam. Tak ada yang berpikir dan berniat sampai ke situ.

"Apakah kalian pernah berpikir untuk membantu dan mencarikan jalan bagi orang-orang sakit?"

Ruang konsultasi dan grup untuk saling berbagi. Tuan Calvin menyadari kondisinya yang sakit. Ia tak hanya memikirkan diri sendiri. Sebagai bentuk solidaritas, Tuan Calvin mendekati dan merangkul teman-teman yang senasib dengannya: pria infertil. Cukup sulit melakukannya di awal, mengingat sangat sedikit pria yang mau terbuka soal kesuburan. Niat baik dan kesabaran Tuan Calvin akhirnya membuahkan hasil di tahun kedua. Tuan Calvin membentuk grup untuk sharing seputar infertilitas dan solusinya. Ia membuka ruang diskusi bagi setiap pria yang memiliki masalah serupa. Tak hanya berdiskusi, solusi nyata pun ikut dicarikan. Sejauh ini, usaha Tuan Calvin berhasil. Beberapa anggota grup menemukan penyembuhan dan dapat meneruskan keturunan.

"Di antara kalian, adakah yang terpikir untuk mencintai tanpa syarat, menolong tanpa mengharap balasan, dan bersikap rendah hati?"

Ruangan berbentuk oval itu senyap. Pertanyaan-pertanyaan Nyonya Calisa mematikan langkah mereka.

"Calvin melakukan semua itu! Okey, bisa saja kalian menyebut kelemahan Calvin! Tapi mata kalian tertutup untuk melihat kelebihan-kelebihannya!"

Nada suara Nyonya Calisa meninggi. Hatinya terlanjur sakit mendengar semua penghinaan yang ditujukan untuk Tuan Calvin.

"Aku tidak akan berpisah dengan Calvin! Dia suamiku, dan bila pun dia ditakdirkan pergi lebih dulu, aku tidak akan menikah lagi! Itu janjiku! Janji harus ditepati! Dan kamu Wahyu..." Nyonya Calisa berbalik. Menatap pria di masa lalunya itu penuh kebencian.

"Kamu adalah masa lalu. Masa lalu tidak akan membunuh masa depan. Calvin adalah masa depanku. So...takkan kubiarkan masa lalu membunuh masa depanku."

Hati Tuan Calvin tersentuh. Bahagia karena Nyonya Calisa lebih memilih dirinya. Masa lalu takkan membunuh masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun