Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bisakah Langit dan Bumi Bersatu?

26 Februari 2017   07:28 Diperbarui: 26 Februari 2017   08:28 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Jangan minta maaf. Aku suka bisa memberikan sesuatu buat kamu.

Selesai membeli baju, mereka tak langsung pulang. Terlintas dalam benak Albert Arif untuk menjadikan Chika sebagai modelnya. Sebagai fotografer ternama yang telah menghasilkan banyak karya, Albert Arif mampu membedakan mana wajah fotogenik dan mana yang tidak. Terlebih ia pernah menjadi model dengan jam terbang yang tinggi. Pengetahuan itu sudah dikuasainya.

Di taman yang indah, mereka mulai mencari spot strategis. Chika mengenakan wrap dress tube top berwarna merah. Awalnya ia menolak, namun luluh juga berkat bujukan Albert Arif.

Dari balik lensa kameranya, Albert Arif terus menatapi Chika. Terpesona melihat senyumnya, postur tubuhnya, rambut panjangnya, mata beningnya, hidung bangirnya, dan bibir indahnya. Ia mulai memotret objek indah itu. Model terindah yang pernah dipotretnya. Foto ini akan menjadi masterpiece berikutnya.

Chika berpose seperti yang diinstruksikan Albert Arif. Pertama gugup, malu-malu, canggung. Lalu larut bersama dinamika pemotretan itu. Bahkan bisa menikmatinya. Kegugupan Chika berangsur hilang. Tergantikan kebahagiaan dan kepercayaan diri.

Sedih hatinya terhapus sudah. Begini rasanya dipotret fotografer dan model terkenal.

“Chika, kamu cantik.” Albert Arif berkata lembut. Mendekati Chika. Menunjukkan foto-foto hasil jepretannya.

Hati gadis cantik itu berdesir hangat. Begitu pula hati sang fotografer. Banyak model cantik dan seksi yang dikenalnya. Namun baru kali ini Albert Arif memuji kecantikan modelnya.

“Pantas saja Papa bilang kalau kamu cocok jadi menantunya.”

“Astaghfirulah...tidak mungkin, Albert. Langit dan bumi tidak bisa bersatu.” Bantah Chika salah tingkah. Wajahnya merona kemerahan.

“Jika ada bumi, selalu ada langit.” Jawab Albert Arif tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun