Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti Tinta Biru

24 November 2016   14:43 Diperbarui: 24 November 2016   14:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Rumahmu  sepi. Kamu hanya tinggal bertiga dengan Mama-Papamu.” Hedy berkomentar.

“Iya, Kak.”

Keduanya tiba di dalam ruangan. Maurin membuka kain pelapis piano. Tanpa sengaja mata Hedy tertumbuk pada sebentuk pigura foto yang tersandar di atas piano. Foto seorang pemuda tampan bermata teduh. Tulisan kecil berwarna biru yang tertera pada pigura itu berbunyi: A. A. Je T’aime.

“Maurin, itukah Albert yang sering kamu ceritakan?” tunjuk Hedy ke arah pigura foto yang dilihatnya.

“Betul, Kak. Itu Albert.” Maurin menyahut pelan.

Hedy menghela nafas berat. Menatap masygul potret wajah Albert. Ia tahu pasti, Maurin sulit jatuh cinta. Sulit pula bagi Maurin untuk menghapus nama Albert dari hatinya. Sama sulitnya dengan menghapus tulisan bertinta biru yang tertera di pigura itu.

Jemari tangan Maurin bergerak perlahan di atas tuts hitam-putih. Memainkan intro. Hedy mengenali intronya. Bersama Maurin, ia ikut bernyanyi.

Dimana dirimu

Ingatkah padaku

Ku selalu di sini

Meniti bayangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun