Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti Tinta Biru

24 November 2016   14:43 Diperbarui: 24 November 2016   14:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kecil, Maurin tak terlalu dekat dengan Papanya. Papa adalah pribadi yang dingin, introvert, kurang ekspresif, dan pendiam. Limpahan kasih sayang dan kedekatan emosional lebih intens ia rasakan dan dapatkan dari Mama.

“Kisah cintamu dan Arif mirip dengan Mama dan Papa.” Lanjut Mama, tersenyum simpul.

“Iya...Arif itu mirip Papa.” Balas Maurin apa adanya.

Dering ponsel memutus dialog mereka. Telepon dari Hedy.

“Ya, Kak Hedy?”

“Aku otw ke rumahmu sekarang ya. Kamu sudah di rumah, kan?” sahut suara barithon bernada maskulin di seberang sana. “Sudah, Kak. Aku tunggu. Okey, bye.”

Sudah beberapa kali Hedy berkunjung ke rumah Maurin. Biasanya kaitannya dengan project dan wawancara. Putra Keluarga Tanuwijaya itu melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Komunikasi. Ia cerdas, aktif berorganisasi, dan baik hati. Maurin telah menganggap Hedy sebagai kakaknya sendiri.

**    

Hedy meraih kunci mobilnya. Bersiap menuju rumah Maurin. Tak sabar rasanya ia bertemu gadis itu. Baru semalam ia mengatakan via video call di Line jika ia tak sabar ingin bertemu Maurin lagi.

Bunyi bel pintu apartemennya membuat senyumnya sedikit memudar. Tamu? Pada waktu yang kurang tepat? Bukan Hedy namanya jika menolak kehadiran seseorang yang bersusah payah datang ke tempat tinggalnya. Segera ia melangkah ke ruang depan dan membukakan pintu.

“Mas Hedy, tolong anak saya...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun