"Ya, berhati-hatilah. Tahan risaumu untuk Mata Angin."
"Aku mengerti."
"Oh iya, Angin, kau harus tahu satu hal. Papandayan tak ingin sepenuhnya membukakan pintu untuk gadis kesayanganmu itu. Entahlah. Aku menduga ini ada kaitannya dengan Mata Angin di kehidupan sebelumnya."
"Kisah lama itu?"
"Ya, kisah lama itu."
"Aku akan berupaya semampuku, Matahari."
"Aku sudah tahu kau akan menjawabnya dengan cara seperti itu. Tapi berhati-hatilah, jangan memaksa siapa pun hanya demi Mata Angin."
"Aku mengerti. Toh gadis itu pun tak pernah memaksa kita semua untuk melakukan apa pun kan?"
"Syukurlah kau tak melupakan itu."
"Tak akan, Matahari. Sudahlah, aku pergi dulu."
* * *