Mohon tunggu...
Kezia Marlissa
Kezia Marlissa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Saya menulis artikel yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan dalam Realita

21 November 2024   23:10 Diperbarui: 21 November 2024   23:32 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maura langsung menarik tanganku dan membawaku ke rumahnya yang tidak jauh dari sini.

Suara kicauan burung di atas pepohonan. Pohon-pohon yang berdiri tinggi memenuhi tempat itu. Di sana terletak sebuah gubuk kecil yang sederhana.

“Ayo! Aku menemukan seekor rubah tadi” Kata Maura sambil menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam gubuk itu.

Aroma khas dari bambu-bambu yang sudah tua dan bau harum dari masakan di dapur. Ini adalah rumahnya. Tempat yang nyaman dan tenang jauh dari hiruk-pikuk kota. Lalu dia menyuruhku duduk di bangku kayu di ruang tamu. Aku hanya menurutinya. 

Setiap kali aku kesini tak henti-hentinya aku merasa kagum dengan rumah ini. Walaupun hanya sebuah gubuk tua yang sederhana. Tapi aku menyukai suasana tenang dan damai disini. Rasanya aku seperti di dunia lain.

Maura pergi sebentar dan menyuruhku untuk tetap disini sampai dia kembali. Tak berselang beberapa menit dia kembali dengan sebuah rubah berwarna orange kecoklatan dia pelukannya. Rubah itu tampak tenang di dekapannnya. Seakan itu adalah rumah yang nyaman baginya.

“Lihat! Aku menemukan rubah ini di hutan saat aku mencari berry” Katanya sambil membawa rubah itu padaku. Perlahan dia meletakkan rubah itu di pangkuanku. Aku merasa sedikit kaget namun perlahan aku menyentuh bulunya yang lembut. Dia terlihat sangat lucu.

“Sepertinya dia menyukaimu.”

“Tidak mungkin kamu kan yang menemukannya lebih dulu”

“Yah dia sepertinya lebih nyaman denganmu” Ucapnya sebelum dia duduk di kursi sampingku.

“Kamu tau monster yang pernah aku beritahu kemarin?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun