Maura langsung menarik tanganku dan membawaku ke rumahnya yang tidak jauh dari sini.
Suara kicauan burung di atas pepohonan. Pohon-pohon yang berdiri tinggi memenuhi tempat itu. Di sana terletak sebuah gubuk kecil yang sederhana.
“Ayo! Aku menemukan seekor rubah tadi” Kata Maura sambil menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam gubuk itu.
Aroma khas dari bambu-bambu yang sudah tua dan bau harum dari masakan di dapur. Ini adalah rumahnya. Tempat yang nyaman dan tenang jauh dari hiruk-pikuk kota. Lalu dia menyuruhku duduk di bangku kayu di ruang tamu. Aku hanya menurutinya.
Setiap kali aku kesini tak henti-hentinya aku merasa kagum dengan rumah ini. Walaupun hanya sebuah gubuk tua yang sederhana. Tapi aku menyukai suasana tenang dan damai disini. Rasanya aku seperti di dunia lain.
Maura pergi sebentar dan menyuruhku untuk tetap disini sampai dia kembali. Tak berselang beberapa menit dia kembali dengan sebuah rubah berwarna orange kecoklatan dia pelukannya. Rubah itu tampak tenang di dekapannnya. Seakan itu adalah rumah yang nyaman baginya.
“Lihat! Aku menemukan rubah ini di hutan saat aku mencari berry” Katanya sambil membawa rubah itu padaku. Perlahan dia meletakkan rubah itu di pangkuanku. Aku merasa sedikit kaget namun perlahan aku menyentuh bulunya yang lembut. Dia terlihat sangat lucu.
“Sepertinya dia menyukaimu.”
“Tidak mungkin kamu kan yang menemukannya lebih dulu”
“Yah dia sepertinya lebih nyaman denganmu” Ucapnya sebelum dia duduk di kursi sampingku.
“Kamu tau monster yang pernah aku beritahu kemarin?”