"Aku hanya bercanda. Kalaupun aku ingin mengajak Erick, takutnya ia akan mencekik leherku. Dia paling benci acara-acara ceremonial"
      "Apa Yang Mulia Pangeran juga berpendapat demikian?" tanya Harun tersenyum bijak.
      Ivan terdiam untuk sesaat, sebelum akhirnya ia tersenyum masam,
      "Pendapatku tidak penting. Benci atau tidak, aku harus tetap menjalankannya" Ivan menatap Harun dengan tenang, "Aku menyukai acara pameran seni lukis. Yang tidak aku sukai hanyalah acara ceremonial dan protokoler yang tak habis-habisnya" Ivan mengurut mulutnya,"Terkadang mulutku sampai terasa kejang karena harus terus tersenyum" keluhnya. "Tanpa semua ceremonial itu, aku pikir, aku akan sangat menikmati acara ini"
      Harun menatap Ivan penuh pengertian.
      Tiba-tiba terdengar suara ketukan. Pengawal Ivan tak lama masuk dan memberi hormat. Wajah Pengawalnya terlihat tegang,
      "Maafkan kelancangan saya, Yang Mulia Pangeran"
      "Ada apa?" tanya Ivan, heran.
      "Yang Mulia, ada kabar buruk. Tuanku Yang Mulia, tiba-tiba saja jatuh pingsan"
Wajah Ivan berubah pucat seketika. Ia langsung berdiri,
      "Dimana beliau sekarang?!" tanyanya.