Pak Harun tersenyum kecil,
      "Terima kasih atas kepercayaan, Yang Mulia. Saya akan menunggu dengan sabar"
      Kembali hanya terdengar suara tombol keyboard laptop yang sedang dipencet oleh Ivan. Tak berapa lama, Ivan memijat pangkal hidungnya lelah setengah mendesah.
      "Selesai juga" ucapnya lega.
      Ivan memasukan USB dan tak lama mengeluarkan USB itu kembali setelah menyimpan apa yang sedang dikerjakannya. Ia menyerahkan USB itu pada Harun,
      "Ini adalah saranku terkait pelaksanaan penyelenggaraan Festival Melayu Dunia. Tolong dirapikan dan dibahas sebelum rapat antara panitia dan Dewan Penasehat Acara. Aku akan menyampaikan hal ini di sana" jelas Ivan.
      Harun menerima USB itu penuh hormat.
      "Baik, Yang Mulia"
      "Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam detail penyelenggaraan acara. Terutama mengenai masalah jadwal acara. Aku sudah membaca jadwal acara yang telah disusun oleh panitia. Menurutku terlalu padat. Dari satu jadwal ke jadwal yang lain, tidak ada waktu senggang yang bisa digunakan para peserta untuk beristirahat atau sekedar bersantai. Setiap detik yang ada, benar-benar diperuntukan bagi penyelenggaraan acara. Aku mengerti kalau panitia mencoba menyelenggarakan acara ini seefisien mungkin dan melakukan penekanan biaya, dengan cara mempersingkat waktu acara dari rencana semula 1 minggu menjadi 5 hari. Tapi hal ini akan membuat para tamu menjadi tidak nyaman. Hingga akhirnya tidak bisa menikmati waktu mereka selama berada di negara kita. Alangkah baiknya, jika para tamu diberi kesempatan untuk menikmati keindahan negara kita. Siapa tahu mereka menjadi jatuh cinta akan negara ini dan kembali lagi sebagai wisatawan. Bukankah ini akan mendatangkan pemasukan dalam dunia pariwisata kita" terang Ivan.
      "Saya setuju dengan pendapat, Yang Mulia Pangeran. Saya akan merapikan segera saran yang telah Yang Mulia siapkan ini" kata Harun.
      "Terima kasih Pak Harun"