***
Tak terasa sudah setahun sejak aku meninggalkan Maluku, perpustakaan cemara dan anak-anak itu.Â
Pagi itu aku terbangun dengan bunyi dering telepon yang mendengung, dengan mata sayu aku melirik jam dinding. Sudah pukul sembilan pagi, aku pun segera mengangkat telepon dengan wajah kantuk.
"Ari juara!! Ari juara!! Kaka Beta juara baca pidato" Nenek dan Ari berteriak gembira dari sebarang.
Terdengar suara-suara histeris dan riuh tepuk tangan dari seberang, aku mematung sejenak mencernah apa yang baru ku dengar. Bulir air mataku menetes turun perlahan membasahi pipiku, aku masih tak percaya akan hal itu.Â
Jejak yang ku tinggalkan benar-benar membekas, langka kecilku bisa mendorong anak-anak itu pada hal-hal yang lebih besar.
Langkahku mungkin samar, namun jejakku abadi dalam ingatan dan sangat berarti bagi mereka.Â
Kepulauan Kei, 27 September 2024