Sekitar pukul tujuh malam, Aku yang sedang makan malam terkejut tatkala mendengar suara ketukan pintu. Sontak aku pun meninggalkan makan malamku dan membukakan pintu.
"Eh Ari, mari maso. Abis makang baru Kaka ajar Se ee" (Kelar makan dulu, baru Kakak ajarin kamu yah) ujarku sambil mempersilahkannya masuk.Â
Setelah menghabiskan sisa makananku, aku mengajaknya ke kamar dan mulai mengajarinya membaca. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam, aku pun mengantarkannya pulang dan berpesan kepadanya agar datang lagi besok selepas makan siang.Â
Keesokan paginya selepas sarapan, aku memutuskan untuk jalan-jalan di tepian pantai. Aku menemui nenek yang sedang memasak untuk pamit.
"Nen, Beta bajalang sadiki ke pante ee" (Nek, aku jalan-jalan sebentar ke pantai yah)Â
"Jalang bae-bae, jang bajalang jao-jao ee"
(Hati-hati, jalannya jangan jauh-jauh yah)
Aku pun meninggalkan rumah dan berjalan menuju ke pantai. Sesampainya di sana, aku pun bersandar pada bangku kayu di bawah pohon cemara tua. Dari kejauhan nampak beberapa anak lelaki sedang bermain sepak bola di pantai. Aku menatap mereka lama sembari merenung.
"Apa mereka juga sama dengan Ari ?" Batinku penasaran. Aku pun memutuskan untuk kembali ke rumah untu menyiapkan sesuatu.
Sekitar pukul satu siang, Ari kembali menemuiku di rumah. kali ini dia tak datang sendirian, dia bersama dua anak lelaki yang nampak masih malu-malu.Â
"Kaka, dong dua ini mau belajar baca lai!" (Kak, mereka berdua mau belajar membaca juga!) Ujar Ari menjelaskan.