Contohnya 'K A C A N G'Â
bacanya 'KACANG', bukan 'KACAN'! Huruf G-nya jadi hilang.)
"Vito su mangarti?" (Vito sudah paham?)
"Mangarti Kaka!!" (Paham Kaka!!) Jawab Vito bersemangat.
Hari terus berlalu, tak terasa sudah seminggu aku mengajari mereka membaca. Yang awalnya hanya bertiga, bertambah menjadi enam anak.
Setiap harinya mereka tekun belajar membaca, perlahan aku sadar langkahku ini bisa merubah anak-anak di kampung ini. Aku pun semakin semangat untuk mengajari mereka hingga fasih membaca.
"Inga ee, belajar eja kalimat tarus par capat lancar baca!! Lia tulisan atau buku apa saja tuh baca akang!" (Ingat, belajar eja kalimat terus untuk cepat lancar membaca!! Lihat tulisan atau buku apapun cobalah membaca!)
Kalimat-kalimat itu selalu ku gaungkan pada mereka agar lekas fasih membaca sebelum memasuki tahun ajaran baru sekolah.
Aku selalu memberikan pujian setiap kali mereka berhasil menyambung kata atau kalimat, mereka pun semakin terdorong untuk terus belajar dengan tekun.
Lambat laun satu persatu mereka mulai bisa membaca hingga beberapa paragraf, walaupun masih terbata-bata.
Singkat cerita, dua bulan sudah berlalu. Aku harus segera balik ke kota karena liburanku sudah berakhir. Hari itu, aku datang lebih awal sebelum anak-anak datang. Aku merenung sejenak, ku tatap dalam pondok itu.