Mereka memainkan lagu-lagu Mang Koko dengan piawai.
Syafri sangat mengapresiasi ketika tim Widy tampil, kadang bertepuk tangan sambil aplaus.
"Kang Syafri bertepuk tangan untuk kita atau Widy!!" seru  Maria menggoda.
Syafri sadar cuma dia sendiri yang menonton bertepuk tangan. Â Â
Dia terkejut ternyata mantan rekan sekantornya Jaka Gumelar sudah duduk di sebelahnya. Dia hanya memberikan sehelai kertas di tangan Syafri. Â Kemudian dia pamit. Syafri membacanya. Ada sebuah namanya Yuk Su, Toko Beras Mulia, Cikampek.
Kemudian dia berlalu.
Widy cemberut melihat wajah Jaka begitu serius. Ketika melihat Syafri membacanya juga serius. Dia paham Syafri tidak ingin meninggalkan dunia wartawan sepenuhnya. Â Namun Syafri terus menyaksikan latihan angklung.
Kintan yang mulai bosan. "Teteh, boleh pinjam Kang Syafri nggak!" dia menarik tangannya. "Dekat-dekat sini saja. Aku mau ajak dia keliling!"
Widy mengangguk. "Jagain adik aku ya kang Syafri... !"
"Beres Paduka Ratu, Titah Hamba laksanakan!" Syafri membungkuk seperti punggawa istana.
"Syok atuuh! Laksanakan perintah Ratu yaa!!"