Namun sewaktu makan malam, Ibu Syafri dan Etek Salma cerita bahwa Uda Daus ditangkap. Syafri mulai khawatir.  Letnan Herland  juga datang ke rumah bersama Kinan yang menangis bahwa Uda  Daus ditahan karena membela mereka. Itu salah dia mengajak Syafri berkeliaran dan usil di jalan. Rupanya dia dimarahi habis oleh ayah dan ibunya.
Widy melirik Syafri karena seharusnya dia cerita. Tetapi dia memaklumi, Syafri ingin melindungi Kinan. Â Dia malah menghampiri Kinan. "Kamu sekolah saja yang benar!"
Lalu dia menghampiri Syafri. "Ayo ke kantor polisi Cicendo bersama Kang Herlandn. Kinan, kamu juga ikut! Beri kesaksian, agar Uda Daus bebas!"
Â
Kantor Polisi Cicendo  sekitar pukul 21.00
Delapan crossboy itu pucat pasi ketika Letnan Herland datang bersama Syafri, Kinan dan Widy. Â Angga, Hein dan Yoga datang mereka semua menjelaskan. Â Akhirnya Daus dibebaskan dengan wajib lapor.
Herland kemudian menghampiri crossboy yang jemari kesakitan. "Harusnya kamu keroyok saya berudak. Saya itu iri sama dia, pasti seru waktu di Dago atas. Kok di Barak kalian semua jadi pendiam!"
Crossboy menunduk. Â Yoga cerita soal perilaku para crossboy yang pernah menganggu dia dan Utari, serta menyerang dia dan teman-temannya ketika berada di Jalan Riau pada tahun baru lalu.
Mereka hanya bisa menunduk. Â Polisi yang memeriksa mencatat semua keterangan. "Kalian itu bukan kenakalan lagi tapi kriminal, tetapi Bung juga tidak boleh bertindak di luar hukum!" katanya pada Daus.
Seorang tentara memasuki ruang pemeriksaan dengan wajah merah padam. Pangkatnya sersan, ketika bertemu Letnan Herland dia memberi hormat. Namanya di dada Dadan Supriatna.
"Loh kenapa kamu di sini?" tanya Herland. "Tadi kan kamu dihukum karena tidak membawa kopel?"