Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis Bagian Keempat

21 Juni 2024   21:45 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:46 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pernah berdansa waltz?"

"Nggak, tetapi aku pernah diajar istrinya bule."

"Pekerjaan sepupumu apa?"

"Pengusaha juga. Dia orang PSI. Pengagum Sumitro dan Syahrir.  Pergaulannya dengan sesama orang sosialis."

"Mau ajarkan ilmu yang sedikit itu? Aku kan sudah ajarkan rock n roll kepadamu?"

Rupanya pembicaraan mereka didengar bapak dan ibu di dekat mereka.

"Ayo dansa bersama kami," ajak seorang ibu. "Ayolah, jangan malu-malu kalian berdua. Kalian berdua kan duduk di sini sudah didaftarkan berdansa."

Rupanya acara itu ada kejutan. Habis ada pertunjukkan musik pembuka. Ada musik waltz enam pemain biola untuk  empat pasangan dansa.  Syafri dan Widy sempat melirik teman-temannya yang bertepuk tangan memberi semangat. Begitu juga Widy terkejut, bisa-bisanya sepuluh teman sekelasnya hadir di ruangan menyaksikan dengan mengacungkan jempol.

Akhirnya Syafri memegang tangan Widy dan mengajaknya bergerak lembut dan anggun.  Pertunjukkan dansa  ada sekitar lima belas menit. Mereka berkeringat dan disudahi tepuk tangan.

"Sepupu kamu orang PSI, siapa namanya?" tanya seorang Bapak.

"Hanief Andrian," jawab Syafri. "Waktu aku kecil dia mahasiswa Fakultas Ekonomi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun