Kejadian lainnya di Taman Nasional Leuser sendiri sebagai salah satu habitat utama harimau Sumatera yang masih tersisa. Namun ekspansi pembangunan hingga ke dalam kawasan hutan, terus menekan habitat satwa-satwa yang masih tersisa di alam liar ini. Akibat tekanan ini, sejumlah satwa besar seringkali dinilai memasuki wilayah manusia, dan bukan sebaliknya. Pembangunan jalan tembus antarkabupaten dalam 10 tahun terakhir di Aceh sendiri telah memutuskan sedikitnya enam koridor satwa di kawasan hutan ekosistem Leuser dan ekosistem Ulu Masen17
Tabel II
Berdasarkan riset saya dari berbagai media kasus Bentrokan Manusia dengan Harimau 2010-2015 dari berbagai media masa yang menunjukkan benturan antara habitat manusia dan harimau. Sebagian besar kejadian yang menewaskan manusia di lahan miliknya sendiri atau dia sedang mencari nafkah di dekat habitat harimau. Sebaliknya korban harimau terjadi akibat jebakan yang dipasang warga untuk mempertahankan hak milik warga. Dengan kata lain bentrokan antara dua spesies ini terjadi lebih karena saling mempertahankan habitat.
Selain mempertahankan ladang dan perkebunan miliknya, perkembunan komersil juga menjadi kepentingan manusia. Di antaranya kebunsawit adalah perkebunan yang sangat menggiurkan. Untuk melindungi perkebunan dari serangan babi, petani kini menggunakan pagar listrik, membentang beberapa kilometer, dengan tegangan mematikan.
Â
Waktu Kejadian
Lokasi
Deskripsi
Maret 2010
Kabupaten Muarojambi, Propinsi Jambi
Harimau Sumatera (panthera tigris Sumatrae) dilaporkan menerkam Darmilus (25), warga Desa Sponjen, hingga tewas. Darmilus mencari ikan di pinggiran kawasan hutan.